About

Banser Kudus dan Cilacap Menolak HTI yang anti Pancasila




Aksi penolakan terhadap Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) terjadi di Kudus dan Cilacap. Gerakan Pemuda Ansor dan Satuan Koordinasi Cabang Banser Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menilai keberadaan HTI dapat menimbulkan perpecahan dan mengancam keutuhan NKRI.

Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kudus Sarmanto Hasyim di Kudus, Rabu 5 April 2017 mengatakan, ideologi Pancasila dan NKRI merupakan pilihan yang tepat mengingat masyarakat Indonesia ini bersifat majemuk.
Ia berharap pemerintah mengambil tindakan tegas untuk membubarkan HTI. Apabila tidak segera direspons, dia khawatir akan mangganggu sikap toleransi masyarakat Kudus yang sudah terbangun dengan baik.
“Aparat perlu menindak tegas ormas yang menyebarkan ideologi anti-Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945,” kata Sarmanto.
Sikap penolakan ormas HTI di Kudus dibuktikan dengan diturunkannya tiga spanduk yang sebelumnya terpasang kawasan Pasar Doro Mejobo, kawasan Pasar Kliwon Kudus dan Jalan Proliman Tanjung.
Ketiga spanduk tersebut, kata dia, sudah diturunkan oleh Satkorcab Banser Kudus, Sabtu 1 April 2017 malam. Ia menegaskan bahwa ketiga spanduk tersebut mengandung unsur provokatif yang mengajak masyarakat menolak ideologi Pancasila dan NKRI.
Di Cilacap, sekitar Sekitar 500 orang anggota Banser NU Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah menggelar aksi menolak ajaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Rabu 5 April 2017.
Komandan Banser NU Cilacap, Jamaludin Albab mengatakan aksi tersebut sebagai respon dari sikap HTI yang menggelar konvoi dan pemasangan atribut bernada dukungan pendirian khilafah Islamiyah dan penerapan syariat Islam di Indonesia beberapa pekan lalu.
Jamal menegaskan Banser NU dan GP Ansor tegas menolak ide pendirian negara Islam di Indonesia. Penolakan itu didasarkan pada sejarah berdirinya Indonesia yang dibidani oleh berbagai golongan dan agama, bukan hanya oleh satu golongan saja.
“Ide dan gagasan pendirian negara Islam atau khilafah yang disyiarkan HTI itu berdampak dan mengarah kepada perpecahan serta mengancam keutuhan NKRI yang sudah diperjuangkan oleh para ulama, pejuang dan pahlawan Indonesia,” kata Jamaluddin Albab, Rabu 5 April 2017 sore.
Jamaluddin meminta pemerintah membubarkan organisasi Hizbut Tahrir Indonesia. Ia juga mendesak aparat keamanan bertindak tegas terhadap gerakan-gerakan anti-Pancasila dan membahayakan NKRI. Jamaluddin juga meminta seluruh anggota Banser NU dan GP Ansor Cilacap mewaspadai gerakan radikal.
Jamaluddin mengajak agar HTI kembali kepada ajaran Islam Ahlussunah wal Jamaah dan tetap berada dalam koridor NKRI.
Pekan lalu di Cilacap marak pemasangan atribut bernada provokatif terutama dukungan terhadap pendirian negara Islam dan pemberlakukan syariat Islam. Atribut berupa spanduk, banner dan poster tersebut banyak tersebar di Cilacap. Sejumlah spanduk besar dan ratusan poster akhirnya diturunkan paksa oleh Banser Cilacap.
Sekretaris HTI Cilacap David Dwinanto membantah spanduk, banner atau baliho itu dipasang HTI. Dia mengklaim hanya sekadar membentangkan spanduk tanpa memasang. Dia mengklaim tidak tak tahu siapa yang memasang spanduk tersebut.
HTI Cilacap, kata David, hanya memasang poster bertema “Khilafah Kewajiban Syari, Jalan kebangkitan Ummat” di sejumlah titik di Cilacap.

sumber:muslimoderat.net

0 Response to "Banser Kudus dan Cilacap Menolak HTI yang anti Pancasila"

Posting Komentar