About

HEADLINE: Ternyata, Skandal First Travel Sudah sejak 2015




Kemesraan Anniesa Hasibuan dan Andika Surachman sebelum masuk penjara. (Sumber foto: facebook.com/anniesa.hasibuan)

Jumilah merindukan Baitullah. Perempuan 60 tahun itu terpanggil untuk bersujud menghadap KaKbah, mendekatkan diri pada Gusti Allah. Namun, uang pensiunan almarhum suaminya, ditambah hasil berdagang di pasar kaget, tak jua cukup untuk membiayainya umrah, apalagi naik haji.

Baginya, pergi ke Mekah naik kapal terbang adalah impian yang terlalu tinggi, bak di awang-awang.

Hingga suatu hari, ia menemukan titik terang. Obrolan dengan sesama pedagang memperkenalkannya dengan First Travel. Konon, biro perjalanan itu bisa mewujudkan mimpi umrah dengan harga murah. "Hanya" Rp 14,3 juta!

"Teman saya sesama pedagang waktu itu baru pergi umrah pakai First Travel, katanya murah, pelayanannya bagus," kata Jumilah kepada

Sejak itu, tiap Sabtu dan Minggu pagi, Jumilah kian bersemangat mendorong dua gerobaknya kayunya, bergantian, menuju lapak. Jaraknya memang tak jauh dari rumahnya di Bekasi Timur, tapi lumayan menguras tenaganya yang kian sepuh.

Dagangan berupa pakaian ia jajakan sejak pukul 07.00 hingga 10.00. "Lumayan, sekali dagang bisa menyisihkan Rp 20 ribu," kata perempuan berjilbab itu.

Dari hasil keuntungan yang dikumpulkan sejak 2014, ditambah hasil arisan dan menguras celengan, terkumpullah Rp 5 juta pada tahun 2015.

Dengan mengucap bismillah, Jumilah menyetorkannya ke First Travel, sebagai uang muka. Pelunasan baru dilakukan pada Januari 2016. "Saya senang sekali waktu dijanjikan berangkat umrah tahun 2017," kata dia.

Namun, hingga April 2017, kepastian tak kunjung didapat. Ia beberapa kali datang ke kantor First Travel, yang di Depok, Jawa Barat, dan Jalan TB. Simatupang, Jakarta. Sejumlah karyawan yang menemuinya punya jawaban senada: "Sabar ya, Bu… Insya Allah, berangkat."

Namun, tak lama kemudian, First Travel mengeluarkan pengumuman. Calon jemaah diminta membayar biaya tambahan Rp 3 juta agar bisa diberangkatkan Juni 2017.

Merasa ada harapan, Jumilah kembali menguras uang simpanannya. Total Rp 17,3 juta dibayarkan. Namun, bulan Juni berakhir, ia tak kunjung diberangkatkan ke Tanah Suci.

Senasib dengan Jumilah adalah Surmawati.

Kian sepuh, makin kuat niatnya pergi ke Tanah Suci. Meski sudah nenek-nenek, ia terus bekerja keras demi mewujudkan keinginannya itu.

Pagi hingga siang, Surmawati bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Sore harinya, dia giliran mengurus kebun milik sang majikan. Dari hasil jerih payahnya itu, uang Rp 5.000 ia sisihkan setiap hari.

Bertahun-tahun, recehan demi recehan dikumpulkan. Setelah dirasa cukup lalu disetorkan ke First Travel.

Warga Padang itu dijanjikan pergi pada awal Juni 2017. Namun, tak jadi-jadi. Ia diminta membayar tambahan Rp 2,5 juta agar bisa umrah saat Ramadan. Lagi-lagi, janji tinggal janji.

Kini usia Surmawati sudah lebih dari 60 tahun. Di masa senjanya, ia harus mengalami patah hati dan menanggung rugi.

Total ada 58.682 anggota jemaah yang kini ketar-ketir menanti kepastian kapan berangkat umrah. Tak jelas juga di mana uang mereka berada.

Perusahaan rekanan pun buntung

Di sisi lain, utang First Travel menggunung. Direktur Tindak Pidana Umum Brigadir Jenderal Pol. Herry Rudolf Nahak mengatakan, dari para jemaah yang belum diberangkatkan saja, biro perjalanan itu diduga berutang setidaknya Rp 848,7 miliar.

Belum lagi utang ke sejumlah rekanan. Ada uang tiket yang belum dibayar sebesar Rp 85 miliar, juga ke agen yang menyiapkan visa Rp 9,7 miliar.

First Travel juga berutang ke penyedia hotel di Mekah dan Madinah.


Pengusaha asal Mesir Ahmes Saber Amin mengukapkan bahwa First Travel berhutan padanya hingga Rp 25 Miliar (Liputan6.com/ Riki Dhanu)

"First Travel telah berutang hampir US$ 2 juta (sekitar Rp 25 miliar) kepada kami," kata pengusaha Mesir yang punya travel agent umrah di Saudi Arabia, Ahmed Saber Amin, kepada Liputan6.com.

Sudah dua bulan ini ia ada di Indonesia, untuk menuntut pertanggungjawaban bos First Travel, Andika Surachman (32) dan Anniesa Desvitasari Hasibuan (31). Mereka ditangkap petugas Bareskrim Polri pada 9 Agustus 2017, disusul Siti Nuraidah Hasibuan (26) alias Kiki Hasibuan, adik Anniesa, yang merupakan direktur keuangan.

Ahmed Saber mengungkapkan kerja sama bisnisnya dengan First Travel bermula sejak 2015. Awalnya hanya soal penyediaan penginapan. Kala itu, pembayaran berlangsung lancar.

"Pada 2016 dia ambil satu paket: hotel, jemputan bandara, airport tour guide yang disebut muntawif, dan tak ketinggalan, makanan," dia menjelaskan.


Syahrini berpose bersama Anniesa Hasibuan, bos First Travel yang saat ini sudah menjadi tersangka kasus dugaan penipuan uang jamaah umrah. (Instagram @anniesahasibuan)

Di daftar pesanan First Travel ada sejumlah hotel berbintang 3, 4, dan 5. "Untuk VIP di Hotel Raffles dan Intercontinental Hotel di Mekah, tempat dia bawa artis Syahrini, Julia Perez (alm), dan Ria Irawan. Semua itu belum dibayar," tambah Ahmed Saber kesal.

Pemilik perusahaan wisata 'Diar Al Manasil' di Mekah itu mengungkapkan, pembayaran First Travel mulai tersendat pada 2016. Utang pun menumpuk. "Mulai Maret 2017 First Travel berhenti menyetor pembayaran sama sekali," kata dia.

Suatu ketika, Ahmed Saber mengaku dihubungi Andika. "Kali terakhir waktu dia ditangkap, Andika bilang, 'Mr. Ahmed, tolong bebaskan saya. Nanti saya akan bayar semua utang saya. Kita selesaikan secara kekeluargaan'."

Sumber:Liputan6.com

0 Response to "HEADLINE: Ternyata, Skandal First Travel Sudah sejak 2015"

Posting Komentar