About

SATU JENGKAL PUN TIDAK KOMPROMI, JOKOWI DAN INDONESIA YANG MULAI GARANG


Sekeping garis pantai dari jutaan kilometer garis pantai sejatinya bisa lah dinego nego dengan investasi dan segala paket bantuan ekonomi. Tapi tidak pada pemerintahan kali ini. Apabila pemerintahan sebelumnya membiarkan praktik pencurian di dalam sekeping kecil garis pantai, demi persahabatan dan zero enemy, maka Presiden Jokowi tidak lagi pakai cara macam itu. Maling, ya maling.


Presiden bereaksi keras pada sikap China. Keras tapi elegan, yakni mendatangi Natuna di mana konflik berlangsung. Ke garis depan, sekedar rapat. Tapi rapat yang dianggap media Barat, sebagai simbol jelas bahwa Jokowi “defy” Jokowi “refuse to bow”, menolak ikut cara main China. Tidak ayal, politik simbol yang dilakukan oleh Jokowi kemarin di KRI Imam Bonjol, lantas mendapatkan simpati dari berbagai media dunia.

Media ASEAN senang dengan perkembangan ini. Kita lihat media Malaysia, Singapura, memuatnya, dan menuai banyak komentar positif warga negaranya, karena selama ini jarang pemimpin ASEAN yang mau menodongkan jarinya ke Beijing dengan tegas, setegas dengan memasuki kapal perang. (Yang bisa ditafsirkan, ini peluru dah siap kalau ente berani nyuri kekayaan kita lagi)


Media blok Barat, tentu senang dengan perkembangan ini, karena ada tokoh di Asia Tenggara yang berani menunjukkan sikap tegas terhadap hegemoni Tiongkok. Tak heran Time, Reuters, dan puluhan media lain ikut memuatnya. Mereka mengelukan ketegasan sikap Presiden kita.

Bahkan Newyork Times menulis

“Di masa lalu, pemerintah Indonesia telah membiarkan pelanggaran tersebut atau membuat pelanggaran itu tersembunyi, karena Cina adalah mitra dagang terbesar Indonesia. Tapi Jakarta tahun ini lebih agresif dalam membela zona ekonomi eksklusif, mengingat bahwa salah satu kebijakan utama Presiden Indonesia Joko Widodo, adalah untuk memerangi illegal fishing dan mengubah negara itu menjadi kekuatan maritim.”

Dan Jokowi artinya tidak sebodoh itu mau diperalat oleh siapapun dengan rumusan dagang, termasuk oleh Barat. Misalnya, ketegasan ini, mau tidak mau akan sampai ke telinga Canberra, tetangga yang selalu kepo dengan kemampuan pertahanan kita. Kita tahu Australia sering melanggar perairan kita, termasuk yang ramai tahun 2014 lalu. Bukan kapal nelayan, tapi kapal militer mereka yang mengusir perahu pengungsi.

Negara tetangga, Malaysia, Thailand, Vietnam, dkk yang dahulu nelayannya sering mengeruk ikan dari laut kita juga akan berpikir serius untuk mengedukasi nelayannya supaya tidak masuk ke ZEE atau laut teritorial kita.

Dengan sekali datang ke KRI Imam Bonjol, maka pesan itu tersampaikan. Bukan hanya China yang disasar, tapi siapapun yang bermaksud menggerus kedaulatan NKRI, baik itu para pencuri ikan, ataupun maksud lain, akan berhadapan dengan keseriusan dari TNI AL yang didukung oleh Kementrian.

NKRI akan tetap berhubungan baik dengan negara manapun, selama mereka juga menghormati kedaulatan kita tanpa kecuali. Sudah lewat eranya wilayah kita diobok-obok oleh orang lain tanpa kita bisa memberikan respons yang memadai.

Dan itu adalah bukti kepada dunia, bahwa visi sebagai Poros Maritim Dunia, Indonesia tidak main-main untuk merealisasikannya. sumber: gugah

0 Response to "SATU JENGKAL PUN TIDAK KOMPROMI, JOKOWI DAN INDONESIA YANG MULAI GARANG"

Posting Komentar