About

Plis Deh, Jangan Lebay, Ahok Menangis Karena Pengorbanan Ibu Angkatnya


Sidang Ahok

Kemarin saya nonton full sidang Ahok atas kasus penistaan agama, dan pada sidang kali ini Ahok diberi kesempatan untuk memberikan Nota Keberatannya atas tuntutan Jaksa Penuntut Umum, dan saat membacakan nota ada point di mana Ahok membaca sampai terbata-bata karena kesedihan yang mendalam, Ahok menangis…!!! WHAT A SUPRISE…!! Jujur saya syok, karena selama ini Ahok bagi saya orang yang tabah bukan orang yang mau dikasihan, apalagi karena dikashini karena fitnah murahan akibat provokator oleh orang yang seharusnya mendidik, sejauh saya mengikuti Ahok hanya ada 1 foto yang menunjukkan kelelahan Ahok.

Saya tidak bisa terima kalau Ahok menangis hanya karena fitnah, Ahok bagi saya sosok yang kuat, pantang menyerah, semua nya dia telan dan tetap muncul sebagai pribadi yang tahan banting, dan Ahok bukan orang yang ingin di-prihatin orang yang melihatnya dan prihatin bukan bagian dari dirinya, dan tangisan Ahok membuat saya penasaran dan bertanya-tanya apa yang membuat Ahok menangis yang akhirnya juga menjadi bahan hinaan bagi pembencinya, dan jadi bahan untuk meneteskan air mata pendukungnya karena ikut bersedih banyak tissu habis karena hal ini.

Saya mencoba menonton berulang-ulang video saat Ahok membacakan nota, saya membaca berulang-ulang kali nota yang dalam bentuk PDF yang saya dapat dari IT SEWORD, IT SEWORD memang keren. Jempol mas..

Kembali ke gadget, untuk mengetahui apa yang membuat Ahok sedih, apa karena merasa difitnah atau hal lain, kita coba lihat Alurnya dari awal pembacaan sampai waktu Ahok memangis, cekidot.

Awal pembacaan nota, Ahok menampilkan kekesalannya karena ada politikus pengecut dan busuk sejak awal dia memasuki arena politik, beberapa kali dia berusaha dijegal dengan menggunakan kitab suci karena tidak bisa melawannya dengan ide, gagasan dan program, Ahok pun memberi penekanan-penekanan pada politikus pengecut dan busuk ini. Ini kalimatnya :


Berkaitan dengan persoalan yang terjadi sa at ini, dimana saya diajukan di hadapan sidang, jelas apa yang saya utarakan di Kepulauan Seribu, bukan dimaksudkan untuk menafsirkan Surat Al-Maidah 51 apalagi berniat menista agama Islam, dan juga berniat untuk menghina para Ulama. Namun ucapan itu, saya maksudkan, untuk para oknum politisi, yang memanfaatkan Surat Al-Maidah 51, secara tidak benar karena tidak mau bersaing secara sehat dalam persaingan Pilkada.

Tidak cukup sampai di situ, Ahok kembali menegaskan soal politikus yang pengecut pada paragraf yang lain yang sudah dia tuangkan dalam bukunya :


Karena kondisi banyaknya oknum elit yang pengecut, dan tidak bisa menang dalam pesta demokrasi, dan akhirnya mengandalkan hitungan suara berdasarkan se-SARA tadi, maka betapa banyaknya, sumber daya manusia dan ekonomi yang kita sia-siakan. Seorang putra terbaik bersuku Padang dan Batak Islam, tidak mungkin menjadi pemimpin di Sulawesi. Apalagi di Papua.Hal yang sama, seorang Papua, tidak mungkin menjadi pemimpin di Aceh atau Padang.

Di sini sangat terlihat ketegasan dan kekesalan Ahok terhadap politikus yang pengecut.

Selanjutnya Ahok membahas bapak angkatnya dan hubungan dengan bapak kandungnya, di sini Ahok menunjukkan rasa terima kasihnya pada keluarga angkatnya yang merupakan keluarga muslim yang sangat taat, Ahok juga bangga punya memiliki keluarga angkat yang muslim, di sini Ahok juga menunjukkan kekesalannya karena dituduh menistakan Agama yang artinya menistakan Agama keluarga Angkat yang dia sayangi dan banggakan. Tapi di sini Ahok masih menahan kesedihannya, ada beberapa point Ahok sedikit terbata-bata, tapi tetap dibarengi kekesalan karena tuduhan yang dituduhkan kepadanya. Ini lebih kepada kesedihan karena takut rusaknya hubungan antar saudara bukan karena dituduh menistakan agama, ibaratnya begini kamu dekat bangat dengan tante kamu, meskipun bukan saudara yang dekat tapi hubungan kalian sangat dekat, dan kamu dituduh menghina tante kamu yang kemungkinan akan merusak hubungan kamu dengan tante kamu, dan kamu merasa sedih. Jadi konteksnya kamu sedih karena hubungan yang akan rusak, bukan kepada tuduhan penghinaannya.

Selanjutnya Ahok membahas Ibu Angkatnya, di sini Ahok ada menunjukkan rasa Hormat Ahok kepada keluarga angkatnya yang muslim, ini dia tuangkan pada kalimat ini :


Itu sebabnya ketika Ibu angkat saya meninggal, saya ikut seperti anak kandung, mengantar dan mengangkat keranda beliau, dari ambulans sampai ke pinggir liang lahat, tempat peristirahatan terakhirnya, di Taman Pemakaman umum Karet Bivak.

Sampai sekarang, saya rutin berziarah ke makam Ibu angkat, di Karet Bivak. Bahkan saya tidak mengenakan sepatu atau sendal saat berziarah,untuk menghargai keyakinan dan tradisi orang tua dan saudara angkat saya itu.

Kesedihan Ahok memuncak saat membahas pengorbanan ibu angkatnya saat pencalonan beliau, titik kesedihannya saat Ahok membaca paragraf ini :


Pada hari pencoblosan, walaupun Ibu angkat saya, sedang sakit berat dalam perjalanan ke rumah sakit, dengan menggunakan mobil kakak angkat saya Haji Analta, ibu angkat saya, sengaja, meminta mendatangitempat pemungutan suara untuk memilih saya. Padahal kondisinya sudah begitu kritis.

Dari tempat pemungutan suara, barulah beliau langsung, menuju ke rumah sakit, untuk perawatan lebih lanjut di ICU.

Di awal paragraf Ahok masih ada penekanan-penekanan pada bagian pentingnya, dan titik kesedihan Ahok pada bagian yang saya hitamkan, di sini saya melihat Ahok berusaha tegar dan berusaha untuk beri penekanan, tapi sudah tidak sanggup lagi, kesedihan sudah begitu menguasai, suaranya sudah melambat, dan dia terhenti dan mengelap kacamatanya saat selesai membaca paragraf ini, yang berakhir dengan kata ICU. Ini bisa dikarenakan Ahok kembali mengingat pengorbanan ibu angkatnya yang kritis tapi tetap berusaha ingin memberikan suara kepada Ahok yang mencalonkan diri, yang bahkan lebih penting memilih Ahok dari pada ke rumah sakit, orang seperti apa yang rela idak ke rumah sakit padahal sudah kritis kalau bukan karena sayang?? dan ini yang membuat Ahok sedih mengingatnya karena Ahok pasti lebih berharap Ibu angkatnya menjaga kesehatannya daripada memilihnya.


Setelah melap kacamata Ahok membacakan paragraf selanjutnya yaitu doa ibu angkatnya:


Setelah dirawat selama 6 (enam) hari, Ibu berdoa dan berkata kepada saya dan masih terus saya ingat dan masih akan saya ingat, kata beliau: “SAYA TIDAK RELA MATI, SEBELUM KAMU MENJADI GUBERNUR. ANAKKU, JADILAH GUBERNUR YANG MELAYANI RAKYAT KECIL.”

Ternyata Tuhan mengabulkan doa Ibu angkat saya.

Beliau berpulang tanggal 16 Oktober 2014, setelah ada kepastian Bapak Jokowi menjadi Presiden, dan saya juga sudah dipastikan menjadi Gubernur, menggantikan Bapak Jokowi. Pesan dari Ibu angkat saya selalu saya camkan , dalam menjalankan tugas saya, sebagai Gubernur DKI Jakarta.

di awal paragraf Ahok masih bisa memberi penekanan, tapi kesedihan menguasai pada saat membacakan Doa ibu angkatnya yang saya hitamkan, dia terlihat menyeka air matanya, dan selanjutnya saat membaca kepergian ibu angkatnya Ahok terlihat sangat sedih, ni lebih kepada sedih karena terharu akan kecintaan ibu angkatnya yang sampai menunggu Ahok jadi Gubernur baru mau meninggal, mungkin ini agak mitos, tapi kejadian seperti Ini sangat bisa terjadi saat ada penantian dari orang yang sudah sekarat, ada harapan terakhir dan terbesar yang ingin dicapai, dan di sinilah Ahok terharu dan menangis karena pengorbanan ibu angkatnya yang ternyata harapan terbesarnya bukan ke anak kandungnya tapi ke Ahok yang anak angkat dan non-muslim. Ini terlihat saat Ahok berusaha tapi gagal saat ingin memberikan penekanan saat ingin membacakan kalimat pesan(yang sudah saya hijaukan), ini terjadi karena Ahok masih cukup sedih mengingat ibu angkatnya yang lebih menaroh harapan di Ahok di akhir hidupnya, dan hasil dari kesedihan Ahok saat paragraf ni selesai di bacakan Ahok terdiam cukup lama.

Setelah selesai menyeka air mata dan terdiam cukup lama, pada paragraf selanjutnya di awal memang masih terlihat melambat bacanya, mungkin effect kesedihan di paragraf sebelumnya, tapi mulai membaik saat membaca program-program yang sudah dia jalankan, Ahok mulai seperti awal pembaca nota, sangat tegas, dan ada penekanan-penekanan. Jadi sangat terlihat jelas bahwa Ahok mengalami kesedihan dan menangis saat mengingat dan membahas hubungan dia dengan keluarga angkatnya, dan puncak kesedihan Ahok berada pada titik di mana dia harus mengingat pengorbanan ibu angkatnya.

Cukup sampai di sini saya bedah nota pembelaan Ahok, mungkin pembaca seword.com bertanya-tanya kenapa saya menjelaskan secara detail, sebenarnya alasan saya sangat jelas dan sudah saya kasih tau di awal artikel ini, bahwa Ahok itu sangat kuat, dia bukan orang yang akan jatuh apalagi sampai menangis hanya karena fitnahan seperti ini, saya bahkan sudah jabarkan ketabahan Ahok dalam artikel yang saya kasih di awal artikel ini, jangan samakan Ahok dengan ustad yang menangis, jangan pula samakan Ahok dengan kepala daerah yang menangis karena mungkin ada badak yang kena dampak reklamasi daerah orang tapi malah lupa beraksi untuk mengatasi banjir di daerahnya, Ahok bukan type pejabat yang ingin dikasihani, bukan juga pejabat yang ingin dianggap lemah, sudah berapa banyak fitnah yang sudah dia terima, dan itu tidak ada yang mampu menjatuhkan Ahok, menangis memang hal yang wajar, tapi menjadi aneh kalau itu Ahok yang menangis hanya karena fitnahan seperti itu.

Jadi plis deh jangan lebay, saya tidak akan mendukung Ahok yang cengeng hanya karena fitnah seperti ini. karena begini, kalau sama fitnahan ini aja nangis apalagi harus hadapi tantangan selanjutnya kalau seandainya nanti kepilih lagi yang pasti lebih berat dari ini, tapi ini menjadi wajar dan cukup waras untuk dimengerti dan diterima kalau Ahok menangis karena kedekatan dan pengorbanan keluarga angkatnya terutama ibu angkatnya saat Ahok ingin menjadi Gubenur, dan saat ini ada fitnah yang mencoba merusak hubungan yang sudah dekat itu. Jujur saja, kalau ada yang menghubungkan tangisan Ahok dengan Ahok yang tidak takut mati atau air mata buaya, ini jelas salah kaprah, sebaiknya diperiksa dulu deh ke dokter syaraf karena bisa saja ada syaraf yang sudah keputus, sehingga sudah tidak bisa bersedih lagi karena hubungan keluarga yang sangat dekat atau sudah tidak bisa terharu karena pengorbanan keluarga dekatnya.

Sebagai Kesimpulan Dari Artikel Ini

Pengorbanan dan keakraban Ahok dengan saudaranya yang muslim sudah sedemikian dekat, ini menjadi sangat wajar ketika Ahok menangis karena ada hal yang kemungkinan akan merusak hubungan yang sudah sangat dekat dan akrab.

Sekian

Syalom dan Salam Persatuan.

0 Response to "Plis Deh, Jangan Lebay, Ahok Menangis Karena Pengorbanan Ibu Angkatnya"

Posting Komentar