
Untung saja persidangan Jessica disiarkan secara langsung. Jadi semestinya tidak ada alasan orang untuk membendung stasiun TV untuk menyiarkan sidang Ahok secara live.
Tapi adakah guna sidang itu disiarkan secara live atau tidak? Bagi mereka yang sudah kadung membenci tidak bakal berguna. Jikapun nanti sidang menutuskan Ahok tidak bersalah, tetap saja tudingan itu akan dimainkan.
Nanti akan ada klaim, pengadilan sudah diintervensi. Hakim tidak adil. Atau tudingan lain.
Tapi bagi yang akalnya masih sehat, meski sudah punya kecenderungan, pengadilan terbuka itu sangat berguna.
Itu adalah kesempatan publik untuk melihat fakta-fakta sebenarnya. Akan ada serenceng argumen, segerobak paparan, sejuta tafsir dan segepok tuduhan dan juga pembelaan.
Isu soal pernyataan Ahok di P. Seribu kemarin memang kontroversial. Setidaknya Buni Yani berhasil memercikkan apinya. Ada orang yang meyakini itu adalah penistaan agama. Ada juga yang yakin, tidak ada penistaan sama sekali.
Semuanya keukeh dengan pendapatnya. Bahkan mungkin saja, pendapat itu diambil sebelum mereka nonton videonya secara utuh. Atau memahami konteks pembicaraan dengan baik.
Beda jika kasusnya OTT oleh KPK. Dengan bukti duit segepok. Mau dibela seperti apapun, orang gak akan percaya. Mereka cuma maling yang tertangkap basah. Meskipun pembuktian formalnya juga kudu menunggu keputusan pengadilan.
Sementara kasus statemen Ahok di P. Seribu sebagian orang sudah memgambil kesimpulan sendiri. Orang boleh bilang itu menistakan agama. Yang lain bisa berargumen lain lagi. Bahkan sesama muslim berbeda pendapat. Artinya posisi kasus itu sumir; bisa benar, bisa saja salah.
Sebagai mahluk berakal, tentu kita ingin menguji kesimpulan yang sudah terlanjur kita ambil. Kenapa perlu diuji? Karena barangkali saat kita mengambil kesimpulan, lebih banyak disebabkan bias opini publik ketimbang fakta yang sebenarnya.
Bagaimana cara menikmati pengadilan itu dengan baik? Lepaskan prasangka dulu : baik yang mengganggap Ahok bersalah ataupun tidak. Saksikanlah acara itu dengan posisi di titik nol. Ambillah kesimpulan setelah fakta-fakta dibeberkan.
Seperti ucapan lebaran, "kita kosong-kosong, ya..."
Itu kalau memang kita mau fair. Setidaknya fair secara hukum formal. Itupun masih ada prosesi banding, kasasi dan PK.
Nah, jika saat sidang nanti masih ada pengerahan massa untuk menekan pengadilan. Atau menghalangi disiarkan secara langsung. Kita tahu, mereka memang tidak hendak menggapai kebenaran. Mereka menjadikan masa sebagai tameng mengintervensi hukum.
Tujuannya cuma satu : Ahok gagal ikut Pilkada. Atau dirusak reputasinya dengan slogan agama. Mereka mungkin cuma tim sukses salah satu kandidat.
Eko Kunthadi
0 Response to "NONTON SIDANG AHOK"
Posting Komentar