About



Setelah sukses dg penyelenggaraan aksi 411 GNPF-MUI ingin mengulang sukses kedua pd aksi gelar sajadah 212. Tapi sayang.. Elemen yg tadinya begitu solid tampaknya mulai kehilangan daya rekatnya.


Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor terutama gebrakan Jokowi dg safari politik dan konsolidasi semua matra terutama pasukan khusus AD, AL, AU dan Brimob serta diplomasi meja makan. Lalu terjadinya bom Samarinda disusul penangkapan teroris ISIS yg ditengarai telah mendompleng aksi 411.

Tak kalah pula solidnya polri dan TNI dalam mengupayakan menjaga keamanan dan ketertiban sosial masarakat scr tegas. "Jika ada upaya-upaya utk makar maka ini menjadi urusan TNI", kata Nurmantyo saat memberi tanggapan atas evaluasi aksi 411 bersama jenderal polisi Tito Karnavian. 

Di kesempatan lain juga panglima mensinyalir adanya kelompok-kelompok yg ingin mengubah dasar negara pancasila serta ingin mengoyak-ngoyak kebhinnekaan tunggal ikanya Indonesia. Lalu Nurmantyo atas ijin presiden melakukan safari ke kampus-kampus dan berhasil menyatukan seluruh elemen orma utk menolak upaya-upaya tsb di atas.

Sementara itu polri bergerak cepat melakukan proses hukum Ahok dg menyerahkan berkas hukum secepatnya ke kejagung. Di samping itu polri jg mulai mem-proses pengaduan-pengaduan masarakat terkait dg aksi 411 al upaya makar, penghinaan presiden, aksi-aksi anarkis hgg Buni Yani yg menjadi pangkal persoalannya.

Selayang pandang

***
Seperti kita ketahui aksi penolakan Ahok bukanlah kali ini saja tjd aplg terlalu naif mengaitkannya semata mslh penistaan agama.
Hal ini sdh didenguskan sjk lama bahkan ketika Ahok msh jd cawagub Jokowi yg didukung oleh PDIP dan Gerindra pd pilgub DKI 2012. Saat itu Demokrat mengusung petahana Foke sdg PKS mengusung Hidayat NW. Di putaran kedua PKS (HNW tersingkir) mengalihkan dukungan ke Foke dg alasan SARA td.

Pada pilpres 2014 PDIP dan Gerindra pecah kongsi akibat PDIP mengajukan Jokowi sbg capres yg membuat Gerindra kecewa hgg terciptalah puisi "bohong tapi santun" dari Prabowo (jejak baca puisi ini diikuti oleh FZ).
Begitu riuh dan kontroversi pilpres 2014 mereda semua mata saat itupun lgsg tertuju ke wagub Ahok yg akan menggantikan Jokowi sbg gubernur definitif DKI. Segala penolakan kembali tjd hgg tertundanya pelantikan yg dimulai dg penundaan pelantikan Jokowi-JK sbg presiden dan wapres RI-7. Dan ketika akhirnya presiden Jokowi dilantik, memutuskan utk melantik sdr Ahok sbg gubernur DKI.

Apakah selesai?
Tidak! FPI bersama kelompok intoleran dan elemen anti pancasila membuat gubernur tandingan. Penolakan-penolakan semakin intens setelah Ahok keluar dari Gerindra dan berseteru dg DPRD. Memecat pejabat yg tak becus kerja, mewajibkan gaji pegawai berbasis kinerja, lelang jabatan, menyetop dana bansos dan hibah yg tdk dpt dipertanggung jawabkan, membuat sistem e-budgetting, csr lgsg dikelola pemprov dan diwujudkan dlm bentuk fisik, sistem satu pintu ditambah reklamasi dan relokasi dll. Otomatis menciptakan banyak musuh!

Ini terus berakumulasi hgg jelang pilkada 2017. Kontroversi berlanjut ketika Ahok memutuskan maju sbg cagub DKI lewat jalur independen atau perseorangan, pengumpulan sejuta ktp hgg terakhir kembali dg jalur partai. Semua yg dia lakukan membuat pusing partai-partai yg ingin ikut berkompetisi sbb Ahok "seng ada lawan". Pada babak terakhir "koalisi partai kekeluargaan" pun hancur berantakan, sementara Gerindra dan PKS mengayuh biduk sdr dg mengusung Anis-Sandiaga. Tinggallah Demokrat bersama PPP, PKB dan PAN kebingungan mencari sosok yg tepat sbg cagub melawan Ahok (bkn Anis-Sandiaga).

Selanjutnya akibat mulut embernya (kaya anak alay bawa motor yg baru berhenti kalau nabrak doang) itu akhirnya Ahok berhasil memancing terjadinya aksi-aksi besar spt sekarang yg menurut SBY takkan berhenti sampai lebaran kuda.

Perbedaan aksi 411 dan 212
***
Menurut BMKG, gempa susulan biasanya tdk akan melebihi atau bahkan sama dg gempa utama (besar) nya.
Tanpa berusaha menganalogikan aksi-aksi bela-bela lawan-lawan Ahok yg sdg diupayakan utk terus berlangsung hgg lebaran kuda tsb, tampaknya ketetapan BMKG akan tjd jg pada aksi 212 yad.

Ada beberapa indikasi disamping faktor resistensi yg memang mulai muncul akibat upaya-upaya pemerintah dan aparat keamanan di atas. Contoh resistensi, seruan dan fatwa NU, seruan dan pandangan MU, himbauan MUI, FZ yg menolak ikut tentu FH jg mikir dua kali stlh diadukan makar (akan banyak lg tokoh yg terang-terangan ikut dlm 411 takut terjerumus di 212).

Catatan kecil:
Dengan bocornya screenshoot japri yg diduga milik CM yg sdg mengkoordinasikan pelaksanaan utk aksi berikutnya membuat
riskan bagi para pelaku aksi yg murni ingin menyuarakan keyakinannya, nantinya mlh tercoreng dg adanya pengkondisian logistik (uang) bagi kelompok yg ikut meramaikan demi target politik.

Indikasi:

Aksi 411 merupakan aksi yg direncanakan dg matang yg dimulai dg konsolidasi, pengerahan logistik hgg ke daerah-daerah hgg komando yg disamarkan dg konpres baperan. Konsolidasi dpt dilihat dari deklarasi risalah istiqlal (sblm peristiwa kep seribu) dan pertemuan peserta aksi di cikeas (disamarkan dg minta dukungan) dmn aksi 2710 adlh pemanasan utk mengukur kekuatan dan estimasi logistik utk aksi brktnya yaitu 411.
Ini adalah kekuatan maksimal yg dpt dikumpulkan sesuai momentum tapi gagal mencapai target memenjarakan Ahok dan atau melemahkan legitimasi Jokowi. Percobaan ini terbukti dg tdk mau menepati janji utk bubar stlh pkl 18:00 malah memaksa ingin ditemui oleh Jokowi utk mendesak agar Ahok dtangkap, memancing rusuh agar timbul korban dr pihak pendemo dimana hal inipun gagal.

Utk aksi 212 namanya juga aksi lanjutan tensi dan resonansinya sdh agak kendur akibat sigap dan tanggapnya pemerintah dan aparat keamanan yg didukung ormas-ormas besar keagamaan terutama NU dan MU spt disebut pd paragraf kedua dan ketiga pd tulisan ini.
Sementara itu konsolidasi sdkt terhambat akibat banyaknya pihak yg bermain yg terindikasi melanggar hukum, logistik juga mempengaruhi walau sdh ada kucuran spt pd catatan kecil di atas tp itu mungkin br berbentuk down-payment ataupun merupakan bagian dr kontrak sblmnya yg blm mencapai target.
Faktor lain curhat baperan yg tdk melaui konpres tp ckp sebuah tulisan pendek di sebuah harian medioker yg artinya bobot komandonya krg "masif" spt sblmnya.

Kesimpulan
***
212 adlh aksi "super damai" yg berupa shalat jumat dan doa bersama dg gelar sajadah di lapangan Monas, berubah dari yg tadinya direncanakan di jalan protokol jenderal Sudirman yg berpusat di bundaran HI. Karena aksi ini sekadar shalat jumat dan doa bersama tentu tdk ada cacian, makian, seruan melakukan kekerasan hgg mencoba melakukan makar, jd agak kurang menarik.

Ceramah akan diisi oleh ketua MUI Amin Ma'ruf tentu sbg warga NU tdk akan melangkahi garis yg sdh ditetapkan oleh PBNU.

Secara NU menghimbau para nadhliyin utk tdk ikut serta tentu peserta yg hadir kebanyakan kaum radikal dan anti pancasila spt fpi, hti dan ikhwanulers. Karena yg mengisi khotbah adlh dr NU ini sdkt kurang sreg bagi aliran garis keras yg maunya berisi khotbah provokatif dan mengobarkan semangat perlawanan. Ini juga mempengaruhi semangat mereka utk ttp ikut serta.
Sementara waktu dibatasi dari jam 8:00 hgg 13:00. Seperti biasa kekuatan dari hti dan ikhwanulers adlh keluarga yg mana dlm setiap aksi biasanya diikuti oleh kaum ibu dan anak-anak. Kali ini akan sulit tercapai sebab shalat jumat adlh kewajiban kaum muslimin bkn muslimat.

Isu makar akan membuat sejumlah tokoh tdk nyaman dan saling melirik tokoh di sebelahnya drpd sungkan lbh baik tdk hadir.

Ikutnya unit densus 88 mengawasi aksi ini akan membuat para simpatisan teroris/isis lbh berhati-hati yg tadinya bebas menutupi wajah dg bandana atau masker justru semakin dicurigai dan bisa saja diperiksa kelengkapan identitasnya di tempat.

Sistem pengamanan dirahasiakan yg pasti berlapis-lapis dan tdk menutup kemungkinan bersenjata lengkap dg peluru tajam.

Laporan sementara lapangan Monas dpt memuat 600 ribu hgg 700 ribu org tp mnrt taksiranku plg banyak akan dihadiri 100-150rb orang sj. Itupun sdh dg tambahan massa KSPI.

Penutup
***
Semoga saja aksi 212 berakhir dg damai sesuai janji hgg pukul 13:00 dan tak perlu lg ada aksi-aksi lanjutan yg menghabiskan uang, waktu, energi dan pikiran yg dpt disalurkan pd hal-hal yg lbh positif.

Kalau tak dapat dihindari tindakan tegas aparat dapat dilakukan sbg pertanda negara tdk kalah dan takluk terhadap upaya-upaya pemaksaan kehendak dg pengerahan massa.
Ansor dan banser siap sedia melakukan pengamanan jk dibutuhkan begitu juga rakyat kebanyakan yg slm ini berdiam diri.

NKRI harga mati!

**Data pendukung tggl di googling aja sesuai tema, semua sdh tersaji di internet dan medsos.

oleh: Nimrod Harahap

0 Response to "Terawang 212"

Posting Komentar