About

Jenderal Gatot: Kita Berada dalam Ancaman Proxy War




Proxy, mudahnya, artinya adalah 'perwakilan'. Proxy war artinya peperangan yang diwakilkan, atau mudahnya: peperangan yang memanfaatkan pihak lain.


Pihak yang berkepentingan terhadap perang itu sendiri tak terjun langsung dalam medan peperangan; hanya mengendalikan dari jauh. Begitu garis besarnya.

Pihak pengendali tak mau publik mengetahui identitasnya sebagai pelaku perang sebenarnya. Sebaliknya, pihak yang dimanfaatkan juga umumnya tak tahu bahwa mereka hanya dummy, puppet, wayang, boneka, bidak catur.
---

Perang seperti ini sedang trend saat ini dan tengah menjadi metode baru yang terus dipelajari untuk meningkatkan efektivitasnya. Salah satu contoh metode yang sudah terlihat membuahkan hasil gemilang adalah Perang Suriah.

Perang Suriah adalah perang antara dua kubu yang berebut kepentingan dengan memanfaatkan negara Suriah, Pemerintah dan rakyatnya untuk terlibat perang. Katalisnya adalah ISIS. Dalangnya sendiri hanya kadang-kadang saja muncul ke permukaan; sebagai pahlawan.
---



Proxy War menjadi metode mutakhir karena memiliki kelebihan dalam hal efisiensi dan efektifitas. Misal: negara pelaku perang namanya tetap bersih. Pasukan tidak banyak korban, karena menggunakan tenaga lain.

Pelaku ingin namanya tetap bersih karena penting bagi reputasi di dunia ekonomi dan politik. Negara yang terlihat jahat tentunya akan menimbulkan resistensi dalam pergaulan Ekonopolitik.

Mereka juga tak harus mengorbankan nyawa pasukannya. Nyawa pihak lain lebih mudah dan kadang lebih murah. Politik yang digunakan adalah propaganda:

Jenis perang: membela agama
Sifat perang: jihad
Mati sebagai martir: syahid
Hadiah: masuk surga
Bonus: 72 Bidadari.

Ada juga konon dengan terang-terangan diminta untuk mati "Syahid", misal dengan bom bunuh diri, dengan kompensasi bahwa keluarga calon korban akan diberikan sejumlah uang dan insentif lainnya (selain hadiah otomatis bahwa calon korban akan masuk surga plus bonus lainnya).

Tidakkah hal ini sungguh menguntungkan bagi "pembeli perang"? Selain nyawa lebih murah, karena memanfaatkan pihak lain untuk bertempur dengan saudaranya sendiri, elemen biaya lain juga lebih murah, misal: tak usah menggunakan senjata canggih dan mahal. Cukup molotov yang dilempar ke Gereja atau Mesjid.
---

Penghematan lainnya adalah dari biaya transportasi dan akomodasi. Mereka tak harus mengekspor tentaranya, mengangkutnya dengan pesawat canggih, dan membuat markas dan seluruh fasilitasnya bagi pekerja bule yang biayanya lebih tinggi daripada biaya akomodasi orang lokal.

Singkat kata, metode ini menawarkan banyak kemanfaatan dibanding perang yang dilakoni dhewek. Pelaku perang juga tak harus mengotori tanah sendiri dengan darah dan asap mesiu seperti perang zaman dulu yang saling balas berbalas memerangi dengan datang langsung ke negara yang ditarget.
---

Perang inilah yang tengah direncanakan untuk terjadi di Indonesia. Pelakunya sendiri tak terlihat, invisible hands. Yang jadi korban demi kepentingan mereka adalah rakyat kita. Paling tidak, ini prinsip pesan yang disampaikan Jenderal TNI Gatot.

Mereka perang menggunakan darah kita, keringat kita, amarah kita, nyawa kita, tanah kita, ruang kita, waktu kita, senjata kita, dan kebodohan serta kenaifan kita.

source: (*)

0 Response to "Jenderal Gatot: Kita Berada dalam Ancaman Proxy War"

Posting Komentar