(Foto : Ibnu Kasir)
MAKASSAR – Massa Front Pembela Islam (FPI) bersama puluhan masyarakat Muslim Cendrawasih bersama menyerbu Gereja Toraja klasis Makassar, Jemaah Bunturannu di Jalan Cendrawasih III no 7, Jumat (23/9). Penyerbuan dilakukan oleh massa FPI dan masyarakat sekitar usai melakukan sholat Jumat.
Dikutip dari situs Rakyatku.com, puluhan orang yang menggunakan pakaian gamis dan jubah berwarnah putih terlihat mendatangi dan mengepung Gereja Taraja. Kedatangan massa itu dilakukan karena renovasi gereja tersebut belum mendapat persetujuan dari warga setempat.
“FPI dan puluhan warga Muslim mendatangi gereja itu, massa juga membentangkan spanduk yang bertuliskan stop pembangunan gereja tanpa izin warga. Selain itu, beberapa orang juga menyegel pintu gereja,” kata salah seorang anggota jemaat gereja di tempat kejadian.
Personel Polsek Mariso dan personil TNI yang mendapat informasi langsung melakukan pengawalan guna menghindari aksi pengepungan menjadi anarkis. Massa semakin banyak bertambah dan meneriakkan seruan yang mengarah aksi pengrusakan.
Humas FPI, Arman Rahman menyatakan aksi yang dilakukan kali ini atas dasar penerimaan laporan dari warga Patompo yang menganggap, pembangunan gereja ini tidak dilengkapi dengan IMB. "Dua hari lalu, ada warga yang datang ke kantor untuk melapor terkait pembangunan gereja yang tidak dilengkapi dengan IMB. Memang dulu waktu pembangunan walikota yang letakkan batu pertama tapi belum tentu ada izinnya," kata Arman.
Ia menjelaskan, pihaknya melakukan pengepungan gereja karena warga kompleks Patompo menolak keras pembangunan Gereja Bunturannu, karena dianggap banyak jemaat yang tidak bermukim di Kompleks Patompo. "Sudah tidak sesuai dengan jemaat yang bermukim di kawasan kompleks Patompo. Warga juga merasa tidak pernah mendatangi persetujuan pembanguan Gereja," jelasnya.
Arman menyatakan warga Patompo menolak pembangunan lantai tiga Gereja Toraja. Para warga pun sudah menyetujui pemberhentian pembangunan gereja. Apabila pembangunan Gereja dilanjutkan pihaknya akan membawa massa yang lebih besar.
Pendeta Gereja Toraja, Daur Sanpe Rurun menyatakan pihaknya sudah mengantongi surat izin dari dinas tata kelola kota Makassar, sejak diresmikan pada tanggal 17 Juli 2015 lalu oleh Walikota Makassar. "Sudah ada izin dari pemerintah kota Makassar. Sejak peletakan batu pertama, walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto yang datang kesini dan meresmikan," kata Daur Sanpe Rurun.
Rurun mengaku pihaknya tetap menerima aspirasi dari warga Patompo dan From Pembela Islam, hanya saja ia tidak bisa menentukan pemberhentian pembangunan dengan alasan bukan kapasitasnya. "Bukan saya yang tangani, ada panitia yang mengurus soal pembangunan, tapi sekarang dia tidak ada di sini. Kami tetap terima aspirasi dari pihak sebelah (FPI). Jelas kami akan mencari jalan keluar, tapi mungkin kita akan kordinasi dulu dengan Panitia pembangunan," jelasnya.
Gereja Toraja adalah Gereja Kristen Protestan Kalvinis yang memiliki umat tersebar di seluruh Sulawesi. Gereja Toraja atau GT didirikan di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Gereja ini adalah lembaga gereja terbesar di Sulawesi Selatan. Meskipun memakai nama Toraja, Gereja Toraja terbuka bagi semua suku.
Sumber : rakyatku.com
MAKASSAR – Massa Front Pembela Islam (FPI) bersama puluhan masyarakat Muslim Cendrawasih bersama menyerbu Gereja Toraja klasis Makassar, Jemaah Bunturannu di Jalan Cendrawasih III no 7, Jumat (23/9). Penyerbuan dilakukan oleh massa FPI dan masyarakat sekitar usai melakukan sholat Jumat.
Dikutip dari situs Rakyatku.com, puluhan orang yang menggunakan pakaian gamis dan jubah berwarnah putih terlihat mendatangi dan mengepung Gereja Taraja. Kedatangan massa itu dilakukan karena renovasi gereja tersebut belum mendapat persetujuan dari warga setempat.
“FPI dan puluhan warga Muslim mendatangi gereja itu, massa juga membentangkan spanduk yang bertuliskan stop pembangunan gereja tanpa izin warga. Selain itu, beberapa orang juga menyegel pintu gereja,” kata salah seorang anggota jemaat gereja di tempat kejadian.
Personel Polsek Mariso dan personil TNI yang mendapat informasi langsung melakukan pengawalan guna menghindari aksi pengepungan menjadi anarkis. Massa semakin banyak bertambah dan meneriakkan seruan yang mengarah aksi pengrusakan.
Humas FPI, Arman Rahman menyatakan aksi yang dilakukan kali ini atas dasar penerimaan laporan dari warga Patompo yang menganggap, pembangunan gereja ini tidak dilengkapi dengan IMB. "Dua hari lalu, ada warga yang datang ke kantor untuk melapor terkait pembangunan gereja yang tidak dilengkapi dengan IMB. Memang dulu waktu pembangunan walikota yang letakkan batu pertama tapi belum tentu ada izinnya," kata Arman.
Ia menjelaskan, pihaknya melakukan pengepungan gereja karena warga kompleks Patompo menolak keras pembangunan Gereja Bunturannu, karena dianggap banyak jemaat yang tidak bermukim di Kompleks Patompo. "Sudah tidak sesuai dengan jemaat yang bermukim di kawasan kompleks Patompo. Warga juga merasa tidak pernah mendatangi persetujuan pembanguan Gereja," jelasnya.
Arman menyatakan warga Patompo menolak pembangunan lantai tiga Gereja Toraja. Para warga pun sudah menyetujui pemberhentian pembangunan gereja. Apabila pembangunan Gereja dilanjutkan pihaknya akan membawa massa yang lebih besar.
Pendeta Gereja Toraja, Daur Sanpe Rurun menyatakan pihaknya sudah mengantongi surat izin dari dinas tata kelola kota Makassar, sejak diresmikan pada tanggal 17 Juli 2015 lalu oleh Walikota Makassar. "Sudah ada izin dari pemerintah kota Makassar. Sejak peletakan batu pertama, walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto yang datang kesini dan meresmikan," kata Daur Sanpe Rurun.
Rurun mengaku pihaknya tetap menerima aspirasi dari warga Patompo dan From Pembela Islam, hanya saja ia tidak bisa menentukan pemberhentian pembangunan dengan alasan bukan kapasitasnya. "Bukan saya yang tangani, ada panitia yang mengurus soal pembangunan, tapi sekarang dia tidak ada di sini. Kami tetap terima aspirasi dari pihak sebelah (FPI). Jelas kami akan mencari jalan keluar, tapi mungkin kita akan kordinasi dulu dengan Panitia pembangunan," jelasnya.
Gereja Toraja adalah Gereja Kristen Protestan Kalvinis yang memiliki umat tersebar di seluruh Sulawesi. Gereja Toraja atau GT didirikan di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Gereja ini adalah lembaga gereja terbesar di Sulawesi Selatan. Meskipun memakai nama Toraja, Gereja Toraja terbuka bagi semua suku.
Sumber : rakyatku.com
0 Response to "FPI Serbu Gereja Toraja Makassar"
Posting Komentar