Seringkali umat Islam punya energi berlebih yang salah penyaluran. Andaikata waktu yang dihabiskan untuk debat perkara khilafiyah digunakan untuk melakukan kajian ilmiah di bidang lain, niscaya bakal banyak ilmuwan muslim meraih nobel, atau paling tidak para ilmuwan muslim punya kontribusi nyata di bidang eksakta dan penemuan yang lebih bermanfaat bagi manusia. Meminjam ungkapan Syaikh Abdullah Azzam, kurang lebih, "....aneh, kita masih meributkan posisi tangan saat bersedekap kala shalat, apakah di dada atau di pusar, sedangkan saat ini ada jutaan tangan kaum muslimin yang tak kuasa melawan penjajahan."
Di Indonesia, menjelang pilpres 2014, saya membaca laporan "investigasi" yang "membuktikan" bahwa Jokowi adalah anak oknum PKI dan bukan anak kandung Bu Sujiatmi. Investigasi ini, kabarnya, dilakukan selama berminggu-minggu. Sungguh, sebuah investigasi konyol bermotif politik. Andaikata tenaga yang digunakan untuk melakukan "investigasi" dipakai melakukan investigasi serius dan independen soal hilangnya Wiji Thukul maupun kematian Udin, wartawan Bernas, atau pembunuhan Munir, niscaya akan ada pelampiasan energi yang tepat dan bermanfaat.
Andaikata energi dan anggaran militer Saudi Arabia yang berlebih tidak dipakai menggempur Yaman, namun digunakan membangun kamp pengungsian yang manusiawi, mungkin jumlah pengungsi Suriah yang berjubel di Yordania bisa terkurangi sedikit.
Di Suriah, Irak, dan Libya, para kombatan yang bertempur nyaris semuanya muslim. Mereka saling baku bunuh. Tentara Bashar Asad berperang melawan pemberontak yang juga bersyahadat. Lalu, ISIS saling serang dengan Jabhat An-Nusrah/ Fatih as-Syam, setelah sebelumnya menggempur kamp pengungsian Yarmuk Damaskus, yang banyak dihuni simpatisan Hamas dan Jihad Islam, dua faksi militer terbesar Palestina.
Tak berselang lama Brigade Nuruddin Zanki, pemberontak yang disokong AS, juga menyembelih seorang bocah putra anggota Brigade al-Quds, sayap Jihad Islam Palestina, yang menghuni salah satu kamp pengungsian di Aleppo. Sungguh, kekonyolan yang dipadu kengerian. Sebuah keanehan, parade pembunuhan yang ditampilkan secara ekstravagan, namun melupakan lolongan minta tolong penduduk sipil Palestina yang dikepung Israel.
Andaikata tenaga berlebih umat Islam ini dimanfaatkan untuk pembebasan Palestina, niscaya ceritanya bakal lain. Di negara-negara ini, meminjam perkataan Allan Trumbull, wapres AS dalam film "London Has Fallen", "....terlalu banyak orang tewas tanpa sebuah alasan yang baik."
Masih banyak kok berbagai kasus yang membuktikan bahwa energi berlebih dari umat Islam salah penyaluran. Saya kira ini semacam introspeksi bahwa energi dan potensi umat Islam yang sangat bagus justru tidak berkembang ke arah yang lebih baik, hanya muter-muter di satu tempat, dan ironisnya banyak yang tidak tepat penyalurannya.
Dari berbagai ungkapan di atas, pertanyaan pentingnya adalah: benarkah Sizuka sahabat Nobita punya saudara tiri?
oleh: Rijal Mumazziq Z
Masih banyak kok berbagai kasus yang membuktikan bahwa energi berlebih dari umat Islam salah penyaluran. Saya kira ini semacam introspeksi bahwa energi dan potensi umat Islam yang sangat bagus justru tidak berkembang ke arah yang lebih baik, hanya muter-muter di satu tempat, dan ironisnya banyak yang tidak tepat penyalurannya.
Dari berbagai ungkapan di atas, pertanyaan pentingnya adalah: benarkah Sizuka sahabat Nobita punya saudara tiri?
oleh: Rijal Mumazziq Z
0 Response to "Auto Kritik Muslim"
Posting Komentar