
Pak Ahok, saya bukanlah warga Jakarta, saya hanya lahir di Jakarta, KTP saya juga bukan Jakarta, saya juga tidak pernah ketemu bapak, tapi saya adalah pengagum bapak. Bapaklah orang yang berani memarahi pejabat nakal, memaki pejabat yang terlihat santun namun mencuri uang rakyat.
Saya tahu, bapak hanyalah manusia biasa yang bisa salah bisa benar, tapi setidaknya bapak sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk Jakarta. Pak, saya hanya ingin menyampaikan, sabar ya pak, saya tahu pak, bapak tidak bermaksud menyinggung Al-Quran bahkan menghina Al-Quran. Bagaimana mungkin bapak bermaksud menghina agama Islam, bukankah zaman bapak balai kota punya masjid? Marbot masjid bapak umrohkan? Tapi semua itu tak mereka lihat. Sesuai kata Sayyidina Ali tak perlu mengenalkan siapa kita jika benci tetap benci jika suka tetap akan suka.
Sebenarnya, isu agama dijadikan alasan untuk bapak turun dari Jakarta. Bukankah dulu bapak di demo karena bapak Kristen? kemudian RS Sumber Waras? Kemudian Reklamasi? Tapi semua itu gagal. Kemudian isu agama dimunculkan yang terjadi? Ternyata laku. Isu ini sebenarnya isu lama, sebab isu ini telah digunakan di Suriah dan Libya, sehingga negara mereka porak poranda.
Tapi tenang pak, NU mengeluarkan maklumat agar jangan demo dan jika ingin demo jangan membawa atribut NU. Sehingga bapak bisa lebih tenang karena ormas terbesar di Indonesia tetap tenang dan tidak terbawa situasi.
Oh ya pak, bapak pasti ingat Gus Dur. Gus Dur yang dulu mendukung bapak menjadi Bupati Belitung. Mungkin pak Ahok tau bagaimana perjuangan Gus Dur. Nasib Gus Dur sama dengan bapak ko, tapi Gus Dur lebih parah. Ketika bapak di caci Kutil Babi, Cina Kristen dan Kafir, Gus Dur pun di caci buta mata buta hati, wali setan, liberal, presiden lumpuh, presiden kafir, bahkan Gus Dur diturunkan secara paksa oleh MPR karena tidak suka dengan Gus Dur. Ketika pak Ahok sudah dipercayakan Gus Dur memimpin negeri ini, maka pak Ahok harus sabar ya pak.... ingat selalu perjuangan Gus Dur agar bapak selalu tabah.
Mungkin saat Gus Dur meninggal beliau meninggal dengan tenang, karena bagi Gus Dur, bapak sudah mandiri dan bisa menyelesaikan masalah sendiri, sehingga tak perlu Gus Dur bela lagi.
Semoga bapak selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
Bekasi, 6 November 2016
0 Response to "Surat Mengharukan Dari Seorang Warga Untuk Ahok"
Posting Komentar