About

Mengungkap Jendral TNI Bintang 2 Yang Temani Freddy Antar Narkoba Medan - Jakarta




Ambiguistik.com - Haris mengaku bertemu dengan Freddy di Lapas Nusakambangan, pada 2014 lalu setelah menerima undangan dari sebuah organisasi gereja.


Menarik untuk disimak adalah pengakuan Freddy Budiman saat mengantarkan barang bawaan penuh narkoba dari Medan sampai Jakarta.

Dia menyebut duduk berdampingan dalam satu mobil dengan oknum pejabat TNI seorang Jendral bintang 2.

"Bahkan saya menggunakan fasilitas mobil TNI bintang 2, di mana si jendral duduk di samping saya ketika saya menyetir mobil tersebut dari Medan sampai Jakarta dengan kondisi di bagian belakang penuh barang narkoba. Perjalanan saya aman tanpa gangguan apapun," ujar Freddy yang disampaikan kepada Haris.

Siapa Jendral bintang 2 yang turut membantu bisnis Haram Freddy di Medan itu? Haris Azhar saat dihubungi tidak menjawab panggilan, begitu juga pesan singkat yang dikirim belum dibalas.

Yang lebih mengejutkan lagi selama beberapa tahun menjalankan bisnis narkoba, Freddy mengaku memberi uang Rp 450 Miliar ke BNN dan Rp 90 Milyar ke pejabat tertentu di Mabes Polri untuk memuluskan bisnisnya.

“Pak Haris, saya bukan orang yang takut mati, saya siap dihukum mati karena kejahatan saya, saya tahu, resiko kejahatan yang saya lakukan. Tetapi saya juga kecewa dengan para pejabat dan penegak hukumnya," katanya.



Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">"Saya bukan bandar, saya adalah operator penyeludupan narkoba skala besar, saya memiliki bos yang tidak ada di Indonesia. Dia (bos saya) ada di Cina. Kalau saya ingin menyeludupkan narkoba, saya tentunya acarain (atur) itu," ujarnya.

"Saya telepon polisi, BNN, Bea Cukai dan orang-orang yang saya telpon itu semuanya nitip (menitip harga). Menurut Pak Haris berapa harga narkoba yang saya jual di Jakarta yang pasarannya 200.000 – 300.000 itu?”

Haris menjawab Rp 50.000. Namun ketika itu Freddy langsung menjawab: “Salah. Harganya hanya 5000 perak keluar dari pabrik di Cina. Makanya saya tidak pernah takut jika ada yang nitip harga ke saya. Ketika saya telepon si pihak tertentu, ada yang nitip Rp 10.000 per butir, ada yang nitip 30.000 per butir, dan itu saya tidak pernah bilang tidak. Selalu saya okekan. Kenapa Pak Haris?”

Freddy menjawab sendiri. “Karena saya bisa dapat per butir 200.000. Jadi kalau hanya membagi rejeki 10.000- 30.000 ke masing-masing pihak di dalam institusi tertentu, itu tidak ada masalah. Saya hanya butuh 10 miliar, barang saya datang. Dari keuntungan penjualan, saya bisa bagi-bagi puluhan miliar ke sejumlah pejabat di institusi tertentu.”

Freddy melanjutkan ceritanya. “Para polisi ini juga menunjukkan sikap main di berbagai kaki. Ketika saya bawa itu barang, saya ditangkap. Ketika saya ditangkap, barang saya disita. Tapi dari informan saya, bahan dari sitaan itu juga dijual bebas."

"Saya jadi dipertanyakan oleh bos saya (yang di Cina). 'Katanya udah deal sama polisi, tapi kenapa lo ditangkap? Udah gitu kalau ditangkap kenapa barangnya beredar? Ini yang main polisi atau lo?’” tambahnya lagi.

Menurut Freddy setiap pabrik yang bikin narkoba, punya ciri masing-masing, mulai bentuk, warna, rasa. Jadi kalau barangnya dijual, dia bisa tahu dan itu ditemukan oleh jaringannya di lapangan. [dbs]

0 Response to "Mengungkap Jendral TNI Bintang 2 Yang Temani Freddy Antar Narkoba Medan - Jakarta"

Posting Komentar