About

Roy Suryo, Simbol Kebodohan SBY dan Demokrat






Dari sekian banyak Menteri kabinet SBY, saya pikir Roy Suryo adalah menteri paling memalukan yang pernah ada sepanjang sejarah Indonesia merdeka. Memalukannha bukan karena korup, tapi sikapnya lucu-lucu bodoh.

Sebelumnya Roy Suryo pernah mengirim SMS ke Luna Maya untuk menyelesaikan kasus esek-eseknya dengan Ariel. Saat itu Roy Suryo menawarkan jasa sebagai ahli IT untuk membantah, lalu melaporkan ke Polisi agar mencari penyebar video.

“Caranya mbak dan mas Ariel buat testimoni, saya yang menjelaskan detail teknisnya. Selanjutnya kita bersama-sama melapor ke bagian cyber crime krimsus polda metro untuk mencari siapa yang mengedarkan pertama kali. Dan saya membantu rekan-rekan di kepolisian untuk mentrace sampai sejauh mungkin. Meski mungkin sulit menemukan pelakunya. Setuju? Bila oke seminggu ini kita konsolidasi langkah-langkah dan saya di Amsterdam ini mohon di update terus. Insya Allah bisa bermanfaat.” potongan SMS Roy Suryo.

Namun karena Luna Maya tidak menjawab, maka Roy Suryo pun berkoar bahwa video tersebut asli 100%.

Kejadian lucu juga terjadi saat Roy Suryo salah naik pesawat. Pihak Lion Air menyatakan bahwa Roy seharusnya naik pesawat di penerbangan berikutnya. Namun menurut Roy Suryo, pihak Lion Air yang salah dalam sistem penomeran sehingga terjadi double seat.

Lalu beberapa hari terakhir, kita kembali dibuat ketawa ngakak karena Roy Suryo mempertanyakan ‘bendera’ merah putih di podium yang diinjak Presiden Jokowi.

Mengapa ini lucu? Sebab sejak dulu podium merah putih sudah dipakai. Sejak jaman Soeharto. Periode sebelumnya, saat SBY jadi Presiden dan Roy Suryo Menporanya, pun menggunakan podium merah putih. Bukankah lucu kalau kemudian Roy Suryo mempertanyakan mengapa tidak ada yang mengkoreksi podium upacara?

Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Hadi Tjahjanto menjelaskan, yang perlu dipahami adalah warna merah putih bukan selalu bendera. Artinya, tidak menjadi soal apabila podium berwarna serupa dengan bendera dan menjadi pijakan seseorang di atasnya.

Setelah mendapat jawaban seperti itu, Roy Suryo yang dimintai keterangan oleh Kompas menjawab “Ya sudah kalau jawabannya seperti itu karena saya sebagai warga negara kan tidak ada salahnya bertanya. Karena sebelum saya, itu sudah ramai di berbagai mailing list. Cuma, karena tidak ada respons yang kuat dari pihak terkait, saya membantu orang-orang yang bertanya di berbagai mailing list untuk bertanya. Saya hanya meneruskan pertanyaan masyarakat saja. Ya sudah. Artinya, pertanyaan warga masyarakat itu terjawab kan,” kata Suryo.

Cara Roy Suryo berkilah seperti ini juga menarik. Saya jadi teringat soal kancing jas Jokowi. Sama persis. Mempertanyakan kenapa tidak ada yang mengoreksi kancing jas yang hanya terpasang satu?

Kalimat mempertanyakan seperti itu pasti didasari alasan menyalahkan. Saat seseorang bertanya mengapa tidak ada yang mengoreksi, berarti dia sedang meyakini secara sempurna bahwa memang ada yang salah.

Kalau memang ingin bertanya karena tidak tau, kalimatnya tidak akan seperti itu. Pasti ada kata “benar apa tidak” atau “boleh apa tidak?” Bukan bertanya mengapa tak ada yang mengoreksi? Ini jelas pertanyaan yang menyalahkan seluruh orang yang ada di upacara tersebut, termasuk Presiden Jokowi.


Bahwa kemudian Roy Suryo beralasan hanya menyampaikan pertanyaan masyarakat, itu juga perlu dipertanyakan masyarakat yang mana? Lagipula kalau betul ada yang bertanya, seharusnya Roy Suryo bisa dengan mudah menjawabnya. Bukan malah ikut bertanya dan menyalahkan. Ya kecuali pada kenyataannya Roy Suryo memang sangat bodoh sehingga tidak tau soal podium merah putih, itu lain hal.



Setelah podium merah putih, Roy Suryo ikut berkomentar soal google yang mengeroksi sungai bersih karena foke menjadi Ahok.

“Ahok mungkin lebih banyak melakukan publikasi ya. Jadi, publikasi tentang kali bersih yang disangkutkan dengan Ahok lebih banyak ketika dibandingkan publikasi yang dikaitkan dengan Pak Foke,” kata Roy saat dihubungi, Selasa (4/10/2016).

Namun, Roy menekankan, hasil publikasi yang menunjukkan Ahok lebih superior dibandingkan Foke dalam urusan kali bersih itu belum tentu menggambarkan fakta yang sebenarnya.

Belum tentu menggambarkan fakta yang sebenarnya? Haha ya terserah dah. Yang saya tau, Google adalah mesin pencari. Saat kita mencari sesuatu dan tidak ada, berarti faktanya tidak ada di Google. Kalau kemudian Roy Suryo mengatakan belum tentu menggambarkan fakta yang sebenarnya, berarti secara otomatis Roy Suryo menyebut ada kemungkinan Foke membersihkan kali tapi tidak diliput media. Haha seterah dah. Tapi soal sungai ini sudah saya bahas sebelumnya di: http://seword.com/politik/anies-baswedan-semanis-mantan-pacar-eps-sungai/

Simbol Kebodohan SBY dan Demokrat

Ada satu hal yang tidak saya mengerti sampai saat ini, mengapa SBY mengangkat Roy Suryo menjadi Menpora? Padahal yang publik tau dia adalah pakar analisa foto dan video porno.

Dengan beragam kelucuannya, kini saya jadi semakin mempertanyakan. Mengapa orang yang begitu bodoh bisa jadi menteri di Indonesia?

Lebih buruk lagi, SBY masih memberikan Roy Suryo posisi tinggi di Partai Demokrat, sebagai wakil ketua umum. Edan! Hahaha

Saya pikir SBY sudah cukup bodoh karena mengangkat Roy Suryo sebagai Menpora. Lebih bodoh lagi kalau setelah ini masih dipertahankan sebagai Waketum Demokrat.

Bagaimanapun Roy Suryo adalah politisi dan representasi Partai Demokrat. Suka tidak suka, Demokrat ikut dipermalukan dengan kekonyolan Roy Suryo. Ini ibarat kita punya karyawan toko yang mempertanyakan mengapa air mineral dan minuman dalam kemasan diletakkan di kulkas? Lalu ‘ribut’ saat pelanggan sedang banyak dan bertanya “mengapa minuman ini dibiarkan berada di dalam kulkas?”

Kalau saya pemilik tokonya, saya pasti pecat karyawan tersebut. Karena pasti otaknya kurang waras atau terlalu bodoh karena mempertanyakan mengapa minuman diletakkan di dalam kulkas. Tapi kalau saya juga kurang waras dan terlalu bodoh, maka saya akan memelihara karyawan yang seperti itu. SEWORD

0 Response to "Roy Suryo, Simbol Kebodohan SBY dan Demokrat"

Posting Komentar