About

Menghina Ketum PBNU Cium Pantat Ahok, Kader HMI ini Dipolisikan








Ambiguistik.com – Para pendemo aksi damai (tapi rusuh) pada 4 November 2016 kemarin tidak menerima permintaan maaf Ahok karena dianggap telah menistakan Al-Qur’an dan meminta proses hukum terus berjalan. Nah, bagaimana jika salah satu kader organisasi yang ikut demo kemarin harus tetap diproses hukum karena menghina NU dan kiai nya, walau sudah meminta maaf?


Namanya Deni Iskandar, yang di Facebook menggunakan nama Dheny Goler Tea. Entah sebab apa, Sekum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menghina dengan mulut kasarnya.


Dalam status Facebook ia menyebut Nahdlatul Ulama sebagai organisasi yang tidak punya kelamin hanya karena tidak ikut berpartisipasi dalam demonstrasi politis yang mengatasnamakan “Bela Islam II” itu.


Lebih dari itu, Dheny juga membabi buta membela FPI sembari menyebut NU sebagai ormas pemecah belah. “Yang mecah belah ini adalah Nahdlatul Ulama. Ganti aja namanya, jangan Nahdlatul Ulama tapi Nahdlatul Udud,” tulisnya.


Tidak puas menertawakan NU, ia meminta pecat Ketum PBNU yang disebutnya penjilat. “Kau jilat-jilat itu pantatnya Ahok dan Jokowi wahai para ulama penjilat,” sarkas mahasiswa Jurusan Perbandingan Agama UIN Jakarta ini.


Berbeda dengan kasus penistaan Al-Quran yang masih multitafsir, kanda Dheny yang kader Nurkholis Majid ini (biasanya moderat sih), sudah terang benderang menghina secara sadis dan tidak berdasar kepada NU dan simbol tertingginya, yakni Ketua Umum.


Emosinya tidak tertahan sehingga harus membuat statemen yang menyakiti warga NU (nahdliyyin). Bukan hanya di Jakarta, tapi juga di seluruh dunia.


Kalau saja Dheny penghina NU itu ke Madura, kata warga sana, dikutip Duta Islam, ada yang siap memberi dia cicipan celurit emas untuk diminta klarifikasi.


Sudah menjadi biang kerusuhan demo 4 November 2016 kemarin (ini kata Kapolda lho yah), kader HMI Dhenny ini malah bikin rusuh lagi di media sosial. Kalau hanya mengkritik, tidak masalah. Tapi jika sudah menghina, permintaan maaf saja, -sebagaimana logika Front Pembela Islam (FPI),- tidaklah cukup.


Ketakutan, ia menghapus sendiri postingan yang membuat nya blunder tidak karuan itu. Dalam akun Facebook tersebut, ia kemudian mengklarifikasi dengan meminta maaf. Ini teks lengkapnya:



Assalamualaikum wr. wb.


Saya atas nama pribadi, Deni Iskandar, mengucapkan banyak-banyak minta maaf, atas status Facebook saya yang banyak menyinggung warga nahdiyyin.


Saya juga berterima kasih kepada guru-guru saya, senior-senior saya baik, senior pondok pesantren, maupun senior dan guru-guru saya di kampus UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, yang sudah mengingatkan saya, mengkritik saya, dan mengingatkan saya.


Apa yang saya tulis dalam status facebook saya, itu merupakan kegelisahan saya dalam melihat realitas NU saat ini. Dan dalam penulisan status tersebut, tidak ada yang mendorong saya, menyuruh saya dalam menuliskan hal tersebut.


Ada pun statmen saya dianggap mempropokasi sekaligus dianggap menghina secara Institusi NU, maka saya mohon maaf, mungkin ini adalah ketidak tahuan saya, saat NU melakukan Ijtihad, selain itu kurangnya Informasi yang saya ketahui, tentang latar belakang kenapa Harus ada Surat Himbauan, dari NU sebagai organisasi Islam, yang konsisten mempertanankan NKRI.


Secara Pribadi, saya mohon maaf, sebesar-besarnya, bila ada yang tersinggung pada status facebook saya, salah, dan khilaf, sejatinya merupakan sifat dasar manusia sebagai "Insan" semoga dengan begini, saya secara pribadi bisa lebih bijak, sekaligus lebih banyak belajar lagi, sekaligus lebih banyak Silaturahmi lagi dengan warga Nahdiyyin, sekaligus kiai-kiai dan guru guru.


Status Facebook itu, datang dari diri saya secara pribadi. Tidak ada gading yang tak retak, manusia secara alamiah, tempatnya salah. Persoalan pernyataan Facebook saya, itu hasil dari pemikiran saya. !. Mohon dimaklumi dan di pahami.


Sekali lagi, saya secara pribadi, meminta maaf kepada semua warga Nahdhayyin dimana pun berada.

Billahi Taufiq Wal Hidayah


Wassalamualaikum wr.wb.


Deni Iskandar.

Pemilik akun Facebook

"Dheny Gholer Tea"






Kendati begitu, Sekretaris PC GP Ansor Tangerang Selatan (Tangsel) sudah melaporkan Dheny ke Polres setempat. Walau ia mengaku khilaf karena minim menerima informasi terkait NU, tetap saja harus diusut tuntas secara hukum agar tidak ada lagi oknum-oknum culun semacam itu bergentayangan di dunia maya.


Informasi yang diterima Duta Islam menyebutkan kalau kasus ini sudah masuk daftar intelejen. Dilaporkan oleh Tim Cyber Kantor Berita Aswaja (KBA). Mari kita kawal! [dutaislam.com/ ab]

3 Responses to "Menghina Ketum PBNU Cium Pantat Ahok, Kader HMI ini Dipolisikan"

  1. Proses sesuai hukum.... Maaf sj tdk ckp... Krn yg sdh minta maaf sj tdk mau dimaafkan utk apa kau jg dimaafkan.... Lanjut proses hukum dan penjarakan seperti tuntutan yg diusung.... Jgn krn mahasiswa dan organisasi serta jabatan keorganisasian yg dipegang.... Smuanya harus diperlakukan sama dimata hukum... Tidak mau yach bubarkan sj... Jd mahasiswa harus lbh jeli dll jgn termakan hasutan dll.... Sia2x orang tuamu sekolahkan dirimu klo cm bs ikut rame sj.... Mahasiswa itu lbh tinggi dr siswa... Ahklak dll serta kemampuan dlm berpikir dan mencerna dll lbh matang.... Apalagi dalam berorganisasi.... Blajar dan kuliah sj dl serta perbnyk ilmu dll.... Betul kita smuanya ada khilaf dll tapi bukan berarti sesuka hati.... Jeli,lohika,nalar dan prespektif hrs lbh baik....

    BalasHapus
  2. PENJARAKARAN!!!
    Minta maaf hanyalah MOTIF terselubung (KAUM MUNAFIK)! Jgn mudah dibodohi hanya oleh seorg dheny goler tea!!!

    BalasHapus
  3. proses hukum tetap berjalan.... maksimalkan hukuman sberat mungkin dah. ... biar yg lain ga gampang asbun lg..... smga dipenjara lama bngt... bikin malu mahasiswa aj....org tua....

    BalasHapus