Salah satu akun Facebook Darmanto Zuhdie yang menjelaskan tentang pergerakan kelompok Khilafah di Mesir dan yang semakin menjalar ke Indonesia. Berikut tulisan beliau:
WARNING DARI PENELITI LIPI
Ketika Gelombang musim semi Arab melanda Mesir, rakyat murka dengan Presiden Mubarak. Mereka berdemo menurunkan Presiden. Banyak korban jiwa, meski akhirnya Mubarak dapat digulingkan.
Setelah itu Mesir menjalankan Pemilu yang dimenangkan Ikhwanul Muslimin. Naiklah Presiden Mursi ke pucuk pemerintahan. Tapi baru beberapa lama memegang kekuasaan, Mursi dan IM berusaha mengubah UU Mesir. Publik marah karena langkah Presiden baru itu bisa membahayakan persatuan Mesir yang heterogen.
Sebab mungkin saja, selain sebagai pemenang Pemilu, Mursi juga merasa mewakili Islam. Sehingga semua kebijakannya dianggap bagian dari perjuangan agama. Mursi yang naik tahta hasil proses Pemilu yang demokratis justru ingin melibas demokrasi yang dituduh tidak Islami.
Lalu rakyat turun lagi ke jalan. Kali ini didukung militer yang resah terhadap arah kebijakan Mursi. Akibatnya Presiden Mursi yang baru menjabat itu terjungkal lagi. Rejim militer menguasai Mesir. Tapi IM melawan. Mesir dilanda berbagai aksi teror, seperti bom dan penyerangan bersenjata. Darah muncrat di sana.
Dunia Islam berbeda sikap memandang Mesir. Turki membela Mursi dan IM habis-habisan. Sedangkan Saudi justru melabelkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris. Di Mesir Ikhwanul Muslimin membiak di kampus-kampus. Sama seperti di Indonesia, PKS yang merupakan titisan gerakan IM juga menguasai berbagai kampus.
Tapi kampus-kampus di Indonesia bukan hanya tempat berbiaknya gerakan islam politik. Ditenggarai juga sebagai ladang tumbuhnya pemahaman agama radikal. Anak-anak muda, utamanya di kampus umum, dijejali pemahaman agama yang baru. Gairah darah muda mereka dijadikan lahan empuk untuk mengobarkan semangat radikalisme.
Gerakan HTI, misalnya, yang jelas-jelas anti NKRI juga bersemi di berbagai kampus. Demikian juga Wahabi yang sering menamakan diri Salafi. Biasanya sikap keagamaan mereka ini sering berbenturan dengan isu nasionalisme dam anti toleransi.
HTI Wahabi anti Pancasila Dukung Khilafah
Bukan hanya itu. Kita juga menemukan buku pelajaran sekolah yang memuat paham radikal. Bayangkan, ajaran jihad dan kebencian pada agama lain masuk ke buku pelajaran anak SD. Dengan kata lain, dunia pendidikan kita, sedang dirasuki paham keagamaan radikal.
Propaganda paham radikalisme dan terorisme yang disusupkan melalui buku-buku pendidikan untuk murid Sekolah Dasar (SD) dan Taman Kanak-kanak (TK)
Ideologi yang mulanya bertumbuh di Timur Tengah ingin dijejalkan begitu saja ke Indonesia. Bahkan konflik-konfliknya juga ikut dibawa ke sini. Pertentangan Saudi yang Wahabi dan Iran yang Syiah misalnya. Tiba-tiba di sini kita dijejali kampanye anti Syiah. Bahkan sampai mengkafir-kafirkan segala. Padahal di Saudi sendiri, banyak penduduknya yang bermazhab Syiah.
Artinya mereka berusaha mendesakkan keyakinanya untuk memetik keuntungan ideologis dari penduduk Indonesia yang sebagian besar muslim. Seperti biasa, alasannya adalah pemurnian ajaran agama.
Media Anti Toleran dan Media Aswaja
Sikap ingin melakukan pemurnian itu, biasanya ditandai dengan kekecewaan pada kondisi saat ini yang dipandang tidak berjalan sesuai hukum Tuhan. Diawali dengan membenci dan merasa benar sendiri inilah akhirnya sikap radikal muncul.
Di kampus para mahasiswa mengalami kondisi ambigu. Di ruang kelas mereka mencerap ilmu pengetahuan untuk menjawab kehidupan masa depan. Tapi pemahaman agama yang dijejalkan oleh para marketing ideologi itu justru menarik mereka kembali ke kehidupan puluhan abad silam. Untung saja Indonesia memiliki NU dan Muhamadiyah sebagai organisasi kragamaan asli Nusantara. Kekuatan dua oraganisasi itulah yang menjadi penghadang pertama semua gerakan Islam radikal.
Fathi Yazid Attamimi, relawan dari Misi Medis Suriah dilaporkan akan mengadakan kajian akhir tahun yang bertajuk ‘ISIS
Penelitian LIPI beberapa waktu lalu yang menjelaskan pemahaman keagamaan radikal makin berkembang di kampus-kampus dapat menjadi alarm bahwa masa depan Indonesia sedang dipertaruhkan. Kita semua wajib menghadangnya. Dengan mengembangkan sikap toleransi dan mencintai Indonesia yang plural. (SalaFinews)(http://pkspuyenganonline.blogspot.co.id/)
0 Response to "Penelitian LIPI : Wahabi, HTI, PKS Sebarkan Isu Anti Nasionalisme-Toleransi Untuk Hancurkan NKRI"
Posting Komentar