About

Dukungan Hangat Muhammadiyah untuk Anies Baswedan-Sandiaga


Kunjungan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno ke Kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah di Jakarta menunjukkan keseriusan bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur usungan Gerindra dan PKS itu untuk menggarap segmen pemilih muslim di Pilkada Jakarta 2017.

Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, memiliki kepengurusan tersebar di seluruh Jakarta. Situs resmi Muhammadiyah menyebutkan, Muhammadiyah Jakarta memiliki 54 cabang di lima wilayah, yakni Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara.





Di Kantor Muhammadiyah, Anies dan Sandiaga disambut hangat oleh jajaran PP Muhammadiyah seperti Ketua Umum Haedar Nashir, Sekretaris Umum Abdul Mu’ti, dan Ketua Bidang Hajriyanto Thohari.


Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti usai pertemuan mengatakan, organisasinya bersikap netral dan tidak terlibat politik praktis dalam Pilkada Jakarta.

Di sisi lain, Abdul mengatakan Muhammadiyah punya tiga kriteria dalam memilih pemimpin di Jakarta, yakni pemimpin yang dekat dan melayani, pemimpin yang dapat menjadi teladan, dan pemimpin yang mampu menjaga keberagaman.

Abdul juga menekankan pentingnya pemimpin yang religius.

“Kalau kita lihat, warga Betawi secara kultural sangat religius. Tentu kita juga perlu punya pemimpin yang religius,” ujar Abdul usai menerima Anies-Sandiaga di kantor PP Muhammadiyah, Senin (17/10).

Di luar kriteria-kriteria itu, Muhammadiyah beranggapan Anies-Sandi mampu memimpin Jakarta jika melihat pada faktor rekam jejak keduanya.

“Kalau melihat track record, Pak Anies intelektual, tak perlu kita ragukan lagi. Sandi juga pebisnis yang berbisnis bukan untuk dirinya sendiri,” kata Abdul.

Khusus Anies, dia punya keterkaitan unik dengan Muhammadiyah. Saat perombakan kabinet, Anies harus rela menyerahkan jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang semula ia emban kepada kader Muhammadiyah, Muhadjir Effendy.

Terlepas dari latar belakang tersebut, Anies dan Sandi disebut Abdul sebagai warga Muhammadiyah. Terlebih Anies saat mahasiswa merupakan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam di kampusnya, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

“Pak Anies memang warga Muhammadiyah. Pak Sandi anggota Badan Pelaksana Harian Universitas Muhammadiyah Jakarta,” kata Abdul.

Sinyal positif Muhammadiyah untuk Anies-Sandi memang baru sebatas pada tataran elite pengurus pusat, belum ke akar rumput.

Selain itu, Anies-Sandiaga harus bersaing dengan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang juga mengincar suara warga Muhammadiyah di Jakarta. Agus-Sylvi didukung salah satunya oleh Partai Amanat Nasional yang memiliki kedekatan dengan unsur Muhammadiyah.

Para bakal calon bisa menerapkan model pendekatan sosiologis dalam memahami perilaku pemilih guna meraup suara mereka.

Sebagian pemilih unya kecenderungan untuk memilih pasangan calon yang memiliki kesamaan dengan mereka, baik dalam hal agama, kelas sosial, daerah, maupun perilaku.

Dengan demikian, model pendekatan sosiologis semacam itu lebih menjanjikan untuk digarap secara serius karena lebih pasti dibanding model pemilih rasional.

Hal tersebut dilakukan Anies-Sandi yang telah menyambangi majelis taklim, pengajian, maupun pondok pesantren. Seperti keduanya, Agus-Sylvi melakukan hal serupa.

Undangan dari tokoh pendidik, pemimpin pesantren, maupun majelis taklim, menurut Syarif Sekretaris Tim Pemenangan Anies-Sandi, memang paling banyak masuk untuk pasangan bakal calon itu.

Hingga kini safari politik untuk mendekatkan diri dengan pemilih berbasis Islam terus dilakukan Anies-Sandi. Warga muslim tampaknya menjadi salah satu tumpuan mereka dalam Pilkada DKI Jakarta.

Sumber (CNN INDONESIA)

0 Response to "Dukungan Hangat Muhammadiyah untuk Anies Baswedan-Sandiaga"

Posting Komentar