Politisi Nurul Arifin tuai sorotan, di media sosial bermunculan meme tentangnya. Ia disebut menjilat muntahnya sendiri, Sabtu (28/5/2016).
Hal ini terjadi setelah Golkar yang telah keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP) dan mulai bergabung dengan pemerintahan Jokowi.
Nurul Arifin berdasarkan jejak pemberitaan sejak lama dikenal sebagai sosok yang kritis dan cenderung pedas sindir kinerja kabinet Jokowi.
Mulai dari pengin muntah lihat menteri blusukan, sindir slogan ‘kerja, kerja dan kerja’ Jokowi dan kini memuji kinerja Jokowi.
Pengin muntah
Catatan pemberitaan Tribunnews.com, Minggu (9/11/2014) lalu melalui tulisan Reza Gunadha bermunculan bully di media sosial.
Politikus Nurul Arifin menjadi korban perundungan netizen di laman media sosial Twitter.
Ia menjadi sasaran bully lantaran dianggap mengejek “blusukan” yang dilakukan Menteri Tenaga Kerja RI Hanif Dhakiri.
Ketika diwawancarai di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Sabtu (8/11/2014), Nurul mengaku mau muntah melihat tingkah polah Menteri Hanif.
Itu terkait aksi sang menteri yang ngamuk dan memanjat pagar penampungan TKI ilegal.
“Main film saja, siapa tahu laku. Jadi politisi harus cerdas,” tulis @mpujayaprema, menanggapi berita tersebut.
Komposer ternama Indonesia, Addie MS pun ikut “berkicau” mengomentari sikap politikus Partai Golkar tersebut.
“Sdhlah, Bu. Biarkan org kerja. Kan ga hrs slalu d kantor. >>> Nurul Arifin,”kicaunya.
Tak hanya secara verbal, Nurul Arifin juga menjadi target perundungan melalui gambar-gambar parodi atau populer disebut “meme”.
Salah satu meme memuat foto Nurul dalam filmnya dulu, dan diberikan tulisan “pengin muntah.”
Sindir slogan Jokowi
Kritikan pedas lainnya berdasar catatan Tribunnews.com terkait penundaan pengumuman kabinet oleh Presiden Joko Widodo dinilai sebagai ketidakmampuan manajerial pemimpin baru.
Reporter Tribunnews Ferdinand Waskita melaporkan, hal tersebut disampaikan Wasekjen Golkar Nurul Arifin melalui pesan singkat, Kamis (23/10/2014).
Nurul menilai tidak perlu adanya melempar alasan dengan masih tersandera persetujuan DPR soal penggantian nomenklatur enam Kementerian.
“Juga soal ada saran dari KPK, mengapa baru sekarang ? Masa transisi kan cukup lama sejak MK memutuskan kemenangan JKW-JK. Pemerintah diharapkan segera kerja dan tidak larut dalam euforia berkepanjangan,” kata Nurul.
Apalagi, kata Nurul, Jokowi telah siap dikritik saat bertemu dengan Prabowo beberapa waktu lalu. “Ayo kerja, kerja, kerja,” katanya.
Mengenai adanya kabar intervensi dalam penyusunan kabinet, Nurul mengatakan Jokowi seharusnya tidak perlu ragu untuk segera mengumumkan para pembantunya.
“Karena itu hak prerogatifnya sehingga penyusunan kabinet itu harus bebas dari intervensi atau tekanan siapapun. Jangan sampai banyak orang gigit jari karena penundaan terus,” imbuhnya.
Memuji Jokowi
Langkah terbaru, Golkar mulai merapat ke pemerintahan Jokowi – JK.
Laporan Reporter Tribunnews.com Eri Komar Sinaga, Nurul Arifin menyatakan kader Partai Golkar siap duduk di kabinet Jokowi.
Meski demikian ia mengaku partainya sama sekali tidak menyodorkan nama-nama untuk duduk di kursi kabinet.
“Pertama pergantian itu hak prerogatifnya Presiden. Kami tidak intervensi dan tidak sodorkan. Jadi kalaupun itu terjadi yang memilih adalah pihak Pemerintah bukan dari kami,” kata Nurul di Foodtopia, Tebet, Jakarta, Sabtu (21/5/2016).
Nurul sendiri enggan menyebut nama-nama kader partai berlambang pohon beringin itu yang potensil jadi pembantu presiden.
Namun, Nurul memastikan semua kadernya siap apabila ditunjuk Presiden.
“Saya tidak ingin menyebut nama. Tapi pada umumnya kader-kader kami saya kira mereka siap duduk di kursi-kursi di kabinet sesuai kebutuhan,” ujar Nurul.
Nurul memastikan partainya akan mendukung kebijakan-kebijakan Pemerintah khususnya di parlemen.
Apalagi, kata Nurul, Golkar memiliki 91 kader yang duduk di parlemen.
Menurut dia, itu adalah modal yang sangat besar untuk meloloskan kebijakan Pemerintah di DPR. Apalagi, kata Nurul, kebijakan Pemeritah sejauh ini dipandang untuk pembangunan.
“Ini juga salah satu pertimbangan dan tentu saja kami melihat kinerja Pak Jokowi itu selayaknya didukung karena orientasinya adalah pembangunan. Pembangunan itu menjadi roh dari Golkar itu sendiri,” tukas anggota DPR RI 2009-2014 itu.
Respon netizen
Langkah Nurul Arifin dinilai netizen sebagai menjilat ‘muntahnya’ sendiri.
Beberapa akun Facebook posting meme yang berisi berita tentang pengin muntah lihat menteri blusukan, kartu sehat yang disebut kebohongan besar Jokowi.
Namun setelah Partai Golkar setelah keluar dari KMP dan mulai merapat ke pemerintahan Jokowi muncul kalimat puji-pujian dari mulut Nurul Arifin.
Netizen capture berita Kompas.com dan dua media lainnya.
Sebuah pujian yang dinilai sangat bertolak belakang dengan pemberitaan-pemberitaan sebelumnya adalah menilai kinerja Presiden Jokowi yang dinilai jelas dan konkret.
“Kami berpikir alangkah baiknya untuk saat ini mendukung Pak Jokowi. Ialah yang terbaik,” kata Nurul.(*)
0 Response to "Nurul Arifin Menjilat Muntahnya Sendiri"
Posting Komentar