Ambiguistik.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius mengungkapkan Indonesia membutuhkan Undang-Undang Terorisme yang tepat untuk menanggulangi permasalahan terorisme. Jika tidak, menurutnya, bukan tidak mungkin di Indonesia bisa muncul konflik seperti di Suriah.
"Indonesia bisa seperti Suriah enam tahun lagi jika tidak punya Undang-Undang Terorisme yang pas," kata Suhardi di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Selasa (11/10).
Pasalnya, BNPT mencatat sebanyak 500 warga negara Indonesia (WNI) saat ini berada di Suriah dan sudah bergabung dengan kelompok ekstrem Islamic State (IS). Saat kembali ke Indonesia, mereka sangat mungkin melakukan aksi teror.
Ia memaparkan bagaimana kelompok esktremis mencuci otak WNI. Mereka diberi pemahaman bahwa jihad adalah jalan cepat menuju surga.
Kelompok Ekstrimist menggunakan ayat-ayat suci Alquran untuk mencuci otak masyarakat, terutama remaja yang masih labil.
Salah satu ayat dalam Alquran yang sering digunakan ekstrimist untuk mencuci otak calon bomber adalah ayat Albaqarah 191.“Dan Bunuhlah dimana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih besar dari pembunuhan. (QS : Al baqoroh 191 ) Disamping itu masih ada puluhan ayat-ayat perang yang juga sering digunakan kelompok ekstrimist untuk melakukan perekrutan anggota teroris.
Disamping itu, ekstrimist juga menjanjikan dan menjamin bahwa bagi siapa saja yang mau melakukan teror dan bom bunuh diri akan langsung masuk surga dan dapat bonus 72 bidadari, inilah iming-iming yang sangat menggiurkan, sehingga banyak sekali rmeja Indonesia yang siap dan rela mati demi imblana 72 bidadari.
"Shortcut (jalan pintas) ini yang diajarkan di tengah kegalauan, ketidakadilan, dan dipengaruhi oleh kelompok ekstrem untuk berkorban," jelas Suhardi.
Di samping itu, Suhardi sampai mendatangkan salah satu napi terorisme Bom Bali I di tahun 2002, Ali Imron, untuk menjadi masukan bagi panitia khusus (Pansus) RUU Terorisme di DPR.
Ali, kata Suhardi, menggambarkan bagaimana hebatnya kelompok teroris Afghanistan mengajarkannya membuat bom dan bertempur selama tiga tahun.
"Itu Bom Bali bagaimana saya mengimplementasikan ilmu saya di Afghanistan," kata Suhardi sambil menirukan pernyataan Ali di depan Pansus. (MTVN/OL-3)
"Shortcut (jalan pintas) ini yang diajarkan di tengah kegalauan, ketidakadilan, dan dipengaruhi oleh kelompok ekstrem untuk berkorban," jelas Suhardi.
Di samping itu, Suhardi sampai mendatangkan salah satu napi terorisme Bom Bali I di tahun 2002, Ali Imron, untuk menjadi masukan bagi panitia khusus (Pansus) RUU Terorisme di DPR.
Ali, kata Suhardi, menggambarkan bagaimana hebatnya kelompok teroris Afghanistan mengajarkannya membuat bom dan bertempur selama tiga tahun.
"Itu Bom Bali bagaimana saya mengimplementasikan ilmu saya di Afghanistan," kata Suhardi sambil menirukan pernyataan Ali di depan Pansus. (MTVN/OL-3)
0 Response to "Kepala BNPT Sebut Indonesia Bisa Seperti Suriah dalam 6 Tahun Mendatang"
Posting Komentar