About

Panama Papers Mengejutkan Tapi "Jokowi Papers" Lebih Menakutkan, Simak!! Ini Dia Jokowi Papers

Beritateratas.com - Mari tertawa hahahaha. Jokowi ini visioner, seperti mampu melihat dengan jelas apa yang akan terjadi.

Tahun lalu pemerintah membekukan PSSI. Keputusan yang tak pernah berani dilakukan oleh seorang SBY yang memiliki basic militer. Keputusan Jokowi ini menjadi tak begitu bergolak secara politik karena beberapa hari setelahnya FIFA terjerat skandal korupsi. Suara publik pun otomatis melunak. Tidak ada yang bisa mengkondisikan agar terjadi demonstrasi besar-besaran. Semua klub yang semula garang dan kompak menolak campur tangan pemerintah, mungkin sekarang sudah tak tersisa. Berbagai kompetisi yang digulirkan oleh Pemerintah berjalan sesuai rencana.

Jika dulu masih banyak ruang untuk menyerang Jokowi soal sepak bola, sekarang mungkin sudah nol protes. Semua orang pendukung PSSI bungkam karena La Nyalla yang merupakan ketum PSSI dijadikan tersangka. La Nyalla kabur ke Malaysia lalu pindah ke Singapura dan sampai saat ini masih menjadi buron.

Bahwa kemudian Indonesia tak bisa berlaga di ajang internasional dan tidak memiliki liga memang sebuah kerugian. Namun dengan semua cerita ini menjadikan kita mengerti bahwa revolusi federasi sepak bola Indonesia adalah harga pas, tidak boleh dinego.

Lalu yang terbaru kini soal Panama Papers, data pengusaha yang menghindari pajak. Beberapa bulan sebelumnya pemeritah sudah mencanangkan tax amnesty. Beberapa minggu sebelum muncul Panama Papers, Menteri Keuangan sudah gembar-gembor bahwa ada dana 11.400 triliun milik WNI di luar negeri. Ada lebih dari 2.000 perusahaan tak bayar pajak selama 10 tahun terakhir.

Jika dulu DPR begitu kompak menolak tax amnesty, sekarang sudah tidak lagi. DPR tak bisa melawan arus dan tetap menentang, apalagi ini adalah tentang Panama Papers yang merupakan kasus global.

Menjadi menarik karena baik Menkeu ataupun Presiden sama-sama menampik bahwa data yang dimiliki pemerintah berbeda dan lebih lengkap dari Panama Papers.

“Data yang kami terima ini berbeda dari Panama Papers. Kami terima resmi dari otoritas negara lain. Nanti akan kami bandingkan dengan Panama Papers. Kalau konsisten berarti cocok, dan itu akan menambah potensi penggalian kita,” kata Menkeu Bambang Brodjonegoro.

Sementara Presiden Jokowi lebih berani lagi memberi pernyataan.

“Kondisi keterbukaan yang kita tidak bisa tolak. Sebentar lagi ada keterbukaan di bidang perbankan internasional 2017 – 2018. Siapapun simpanan sudah dibuka total, meski keduluan oleh Panama Papers. Tapi sebelum Panama Papers-pun saya sudah punya satu bundle nama-nama,” ujar Jokowi.

“Bapak simpan di Swiss saya tahu, Bapak simpan di Singapura saya tahu, Bapak simpan di TPPI saya tahu. Begitu sangat terbukanya dunia ini. Tapi nanti 2017-2018 dibuka total. Inilah keterbukaan mau tidak mau, siap tidak siap harus kita hadapi,” imbuhnya.



"Keterbukaan sudah tidak bisa kita tolak lagi. Sekarang kancing baju kita jatuh saja semua orang tahu," ujar Jokowi di dalam dialog publik di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (30/3/2016).
Salah satu keterbukaan yang menjadi sorotan Jokowi adalah soal harta kekayaan seseorang. Negara-negara di dunia mewacanakan pada 2018 akan membuka data harta kekayaan seseorang yang disimpan di bank-bank negara itu.
"Keterbukaan semua bank, internasional akan buka-bukaan semuanya," ujar Jokowi.

"Kamu simpan uang di Singapura, di Swiss, berapa triliun, berapa miliar, kita semua akan tahu. Jadi Bapak ibu kalau ada simpanan uang di Swiss, Singapura, Hong Kong, nanti tidak bisa ditutupi lagi, jadi bagi yang simpanannya banyak, hati hati," lanjut Jokowi.


Pernyataan ini mungkin bagi kita yang tidak kaya dan namanya tidak muncul di Panama Papers akan terdengar biasa saja. Tapi bagi nama-nama yang sudah terjaring, ini jelas bernada ancaman dan perang terbuka. Xixixixi.



Sekarang begini, alasan DPR menolak RUU tax amnesty mayoritas mempertanyakan apakah efektif? Apakah bisa berjalan dan apakah ada yang mau membawa balik dananya dari luar negeri? Jujur saya juga meragukan tax amnesty mampu membawa pulang dana WNI di luar negeri.

Namun kalau mendengar pernyataan Jokowi, bukankah terdengar “kalo kamu ga mau saya ampuni 2016 ini gapapa, nanti kami ciduk dan publik akan menilai kamu sebagai penghianat.”

Munculnya Panama Papers menjadi penting karena sekarang publik sudah tau lebih dulu, juga membantu meyakinkan kita bahwa klaim Menkeu selama ini tentang pengemplang pajak adalah sangat serius.

Apakah DPR mau membahas tax amnesty? Apakah pengemplang pajak itu mau memanfaatkan pengampunan ini? Semuanya terserah mereka. Tapi kalau memang semua pihak sama-sama nakal, mungkin data yang dimiliki Menkeu dan Jokowi (katakanlah Jokowi Papers) bisa dibuka saja ke publik. 

Jika KPK tak bisa menangkap, minimal kalau kita bertemu mobil pengemplangnya bisa kita kempesin.

Bagaimanapun Jokowi Papers ini hanya istilah asal dari @Pakar_Mantan. Namun jika melihat begitu yakinnya Jokowi membekukan PSSI dan kini La Nyalla kenyataannya kabur ke Singapura, sepertinya Jokowi Papers memang ada untuk semua kasus yang di negara ini.(Editor: Lisa Kurniasih, Sumber: Pakar mantan,Seword.com)

0 Response to "Panama Papers Mengejutkan Tapi "Jokowi Papers" Lebih Menakutkan, Simak!! Ini Dia Jokowi Papers"

Posting Komentar