About

Menguliti Tulisan Hoax Tentang “Indonesia Dalam Bahaya Besar: Rencana Keluarga Mochtar Riady & Kelompoknya"



Saat ini di media-media sosial lagi ramai dibahas orang terkait sebuah artikel di Repelita Online, “Indonesia Dalam Bahaya Besar: Rencana Keluarga Mochtar Riady & Kelompoknya”, yang ditulis oleh akun @GheMax pada tanggal 16 April 2016. 


Aku tak akan menautkan artikel itu disini, karena pertama hanya bikin besar kepala penulisnya saja karena diklik banyak orang, kedua tulisan Hoax tak layak di share, namun layak disanggah untuk diluruskan kembali pemahaman puluhan ribu pembaca yang sudah tersesat karena terlanjur percaya. 


Melalui tulisan ini, akan ku telanjangi kedegilannya satu per satu disini, karena orang yang menulis dengan melebih-lebihkan dustanya dari fakta yang ada, maka sebutan yang pantas baginya adalah pembual


Akun @GheMax ini menulis bahwa sekitar akhir tahun 1999 atau awal tahun 2000, diadakan rapat orang-orang Tionghoa di Universitas Atmajaya yang diprakarsai oleh Mochtar Riady dan James Riady. 


Inti dari risalah rapat tersebut adalah bahwa saat ini penduduk di China daratan sudah mencapai hampir dua milyar orang sehingga mereka membutuhkan suatu negara untuk dijadikan kolonisasi. 


Salah satu negara pilihan adalah Indonesia, karena Indonesia wilayahnya luas, subur, kaya, dan rakyatnya rata rata bodoh sehingga mudah dibodoh-bodohi. Dari sini saja sudah kelihatan bualannya akun @GheMax ini. 

Dimana letak membualnya? 

Pertama ia tak menyebutkan dengan tepat tanggal berapa rapat itu digelar, siapa-siapa saja Taipan Cina Indonesia yang hadir dalam rapat itu. 

Kenapa demikian? Karena suatu tulisan yang alur tulisannya terkesan begitu elok tak layak dipercaya jika tak mencakup 5w dan 1h (What, Who, When, Where, Why, How). 


Yang kedua, momen tahun yang dipilih oleh akun @GheMax ini sengaja ia pilih tahun 1999, setahun setelah usainya chaos anti Cina di Jakarta. 


Yang ketiga, Universitas Atmajaya sengaja dijadikan TKP karena Universitas itu adalah Universitas Katolik. Unsur agama sengaja ditonjolkan secara halus oleh akun @GheMax dengan memilih Universitas Katolik Atmajaya sebagai tempat rapat para taipan Cina Indonesia itu. 


Selanjutnya, akun @GheMax ini memamparkan dalam artikelnya itu bahwa strateginya Mochtar Riady dan James Riady adalah membuat kompleks perumahan di sepanjang bibir pantai laut Jawa supaya orang-orang Cina Indonesia mudah menyelundupkan barang dan orang dari China daratan melalui laut. 


Modus akun @GheMax ini sudah jelas, yaitu mengiring pembaca kearah isu reklamasi pantai utara Jakarta, dimana sasaran tembaknya adalah Ahok. Memangnya negara kita negara tak bertuan sehingga para pendatang liar dari negara lain tak bisa diketahui dengan mudah oleh patroli Polair? 


Manusia perahu dari negara lain yang mau nyebrang ke Australia saja melalui perairan kita bisa dengan mudah diringkus di pedalaman perairan NTT sana, apalagi ini sekelas perairan di ibukota negara kita? Kelihatan sekali kalau ini akun @GheMax sengaja mengiring pembaca bahwa negara kita mudah dibodohi, sehingga patroli Polair pun bisa disumpal mulut mereka dengan segepok duit oleh para taipan Cina Indonesia. 


Yang lebih konyol lagi, akun @GheMax ini bilang bahwa para imigran gelap yang diselundupkan dari daratan Cina itu akan langsung diarahkan ke bawah kolong rumah-rumah mereka yang berada di bibir pantai. Rumah-rumah kolong itu akan dijadikan sebagai basis pertahanan bilamana terjadi kerusuhan anti Cina, sehingga mereka bisa langsung melarikan diri ke laut dengan Speed Boat yang standby di kolong rumah mereka. 


Si akun @GheMax itu lalu mencontohkan bentuk perumahan di Pluit, Pantai Indah Kapuk, dan Pantai Mutiara Ancol. Pertanyaanya, sejak kapan ada rumah yang pakai kolong dan ada Speed Boat dibawah kolong rumah mewah yang elit-elit itu? 


Mana ada rumah mewah di Pluit, Pantai Indah Kapuk, dan Pantai Mutiara Ancol yang pakai kolong dengan Speed Boat yang standby dibawahnya? Mbok ya yang cerdas dikit kalau mau berdusta, kalau mengibuli orang bukan Jakarta yang jelas mereka pasti percaya 100% karena belum pernah injak Jakarta, tapi kalau orang Jakarta yang baca, apalagi yang tinggal di daerah-daerah elit perumahan itu, sangat ketahuan sekali ngibulnya. 


Seharusnya akun @GheMax itu pasang foto contoh rumah di Pluit, Pantai Indah Kapuk, dan Pantai Mutiara Ancol yang pakai kolong dengan Speed Boat dibawahnya. No pics of course Hoax. Sekalipun ada, jumlahnya ada berapa biji? Apakah semua tipe rumah disana modelnya begitu? 


Selanjutnya Si akun @GheMax itu bilang bahwa ada upaya dari para taipan Cina Indonesia untuk merubah UUD 1945, terutama pasal tentang Presiden harus orang pribumi asli, cukup hanya dengan syarat bahwa yang penting Presiden harus berkewarganegaraan Indonesia, tak perlu harus pribumi asli sehingga orang-orang keturunan Cina pun bisa menjadi Presiden di Indonesia. 


Lagi-lagi serangan halus yang sasaran tembaknya ujung-ujungnya Ahok. Merubah UUD’45 itu tak segampang yang dia pikirkan. Mau dibayar ribuan trilyun rupiah pun sama para taipan Cina, memangnya bisa seenak jidat dan udel mereka merubah UUD’45 begitu saja? 


Yang mirisnya, mungkin ia menyadari kekeliruannya, si akun @GheMax itu lalu mengkoreksinya bahwa pasal tentang syarat menjadi Presiden Indonesia di UUD 1945 telah mengalami perubahan pada tahun 2002 dimana Presiden RI nanti tidak harus orang pribumi Indonesia asli. Duh. 

Si akun @GheMax ini menyimpulkan tulisannya (aku ambil yang penting-penting saja kesimpulannya itu karena yang lainnya hanya kata-kata bersayap saja) bahwa Ahok dan para taipan Cina Indonesia, Agung Sedayu, Agung Podomoro, Summarecon, Lippo Group, dan Sinarmas, telah merancang JABODETABEK menjadi megapolitan sehingga orang pribumi tak bisa lagi hidup di JABODETABEK Megapolitan, tinggallah orang pribumi jadi babu, satpam, OB, dan supir. 


Para taipan Cina Indonesia akan memiskinkan rakyat Indonesia dengan berbagai cara, terutama deregulasi serta memudahkan persyaratan untuk membuat pasar-pasar modern, sehingga pasar-pasar tradisional hancur berantakan dan pribumi mati kelaparan. 


Apapun upaya dan hasutan akun @GheMax ini lakukan, pelajaran dan hikmah bagi kita semua yang bisa dipetik; Menghasut orang lain untuk membenci sesama manusia ciptaan Tuhan dimuka bumi ini adalah pekerjaan yang sia-sia, buang waktu, tenaga, dan pikiran, karena rakyat Indonesia tak sebodoh yang akun @GheMax ini pikirkan. 


Menghasut para pembaca agar membenci Ahok dan Cina Indonesia karena mengira dirinya lebih mulia dari rata rata orang Indonesia pada umumnya adalah pekerjaan yang sia-sia, buang waktu, tenaga, dan pikiran, sebab rakyat Indonesia tak sebodoh dan seculun yang akun @GheMax ini simpulkan. 


Orang ini merasa dirinya genius, namun realitanya ia hidup seperti katak dalam tempurung, berkhayal bisa melompat tinggi, padahal paling mentok melompat dalam batok kelapa saja tanpa punya kemauan untuk belajar keluar dari batok kelapa itu, lalu jelajahi dunia agar tahu bahwa dunia ini luas dan tak sesempit pikirannya. 


Orang yang picik hatinya dan sempit jiwanya biasanya degil dan kotor pikirannya. Gunakan fakta dan logika yang sehat ketika menulis, agar kesesatan yang penuh dengan kebusukan tidak dikuliti dan ditelanjangi oleh orang lain. Semoga lekas sadar, sehingga karya kamu diakui kredibilitasnya.
sumber: kompasiana

0 Response to "Menguliti Tulisan Hoax Tentang “Indonesia Dalam Bahaya Besar: Rencana Keluarga Mochtar Riady & Kelompoknya""

Posting Komentar